Konsolidasi Timses Jokowi di Jatim, Hasto Dapat Keluhan Warga NU Soal Sandiaga
Dia menyebut ziarah yang dilakukan Sandiaga bermotif politik semata. Sehingga mantan Wagub DKI Jakarta itu termakan karma politik.
Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf Jawa Timur melakukan konsolidasi di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/11). Dalam konsolidasi itu banyak pula warga Nadhlatul Ulama (NU) Jatim yang hadir.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengaku menerima banyak keluhan sikap cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno yang melangkahi makam pendiri NU, KH Bisri Syansuri.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
"Kami memahami kegusaran warga NU terhadap tindakan tidak terpuji Sandiaga yang melangkahi makam almarhum KH Bisri Syansuri," kata Hasto melalui keterangan pers, Jumat (16/11).
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu menuturkan perilaku Sandiaga tidak mencerminkan bangsa sendiri. Ziarah kubur itu harusnya dilandasi niatan suci dan rasa hormat.
"Bahaya kalau negara dipimpin oleh seorang yang tidak memahami kepribadian bangsanya, dan menjadikan ziarah kubur hanya sebagai pencitraan demi dapat dukungan keluarga Nahdliyin," tegas Hasto.
Dia menyebut ziarah yang dilakukan Sandiaga bermotif politik semata. Sehingga mantan Wagub DKI Jakarta itu termakan karma politik.
"Tidak heran kampanye belum lama berlangsung, mereka sudah tiga kali meminta maaf. Jadi pemimpin itu tidak boleh grusa-grusu, emosional, main ancam dan jangan kedepankan pencitraan seolah agamis. Itulah akibatnya kalau kekuasaan dilakukan dengan cara tidak benar, seperti membeli rekomendasi Rp 1 Triliun," kata Hasto.
Hasto menambahkan betapa pentingnya Provinsi Jawa Timur sebagai pusat perpaduan kalangan nasionalis-Islamis. Dengan semangat itu, Hasto mengingatkan kepada anggota TKD untuk bisa memenangkan total Jokowi-Ma'ruf sebagai perwakilan kelompok nasionalis dan Islam.
"Kita tidak hanya sekadar sedang memenangkan Pak Jokowi-Kiai Maruf, tetapi sedang memenangkan nasib kita, memenangkan masa depan bangsa dan negara Indonesia di tangan pemimpin yang lahir dari rakyat," tandas Hasto.
Baca juga:
Bela Ma'ruf, Ruhut Sebut Ucapan Budeg & Buta untuk yang Nyinyir Dikerjakan Jokowi
Demokrat dan Gerindra Memanas, PKS Usul Prabowo Inisasi Pertemuan Dengan SBY
PSI Anggap Kritikan SBY dan Mega Soal Program Seperti Tamparan Untuk Prabowo
Timses Jokowi Soal Sentilan SBY ke Muzani: Dosis Keretakan Koalisi Prabowo Parah
Ruhut Tantang Sandiaga Uno Bertemu di Pasar Bahas Harga Kebutuhan Pokok