Konvensi Partai Demokrat lesu dan kebanyakan aturan
'Belum apa-apa sudah ada aturan yang melarang peserta untuk saling serang. Ini justru akan mengurangi antusiasme.'
Peneliti Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut konvensi Partai Demokrat sudah kehilangan gregetnya. Burhan mengatakan, hal itu dipengaruhi oleh banyaknya aturan untuk peserta konvensi dan minimnya konstelasi ide atau gagasan di dalamnya.
"Belum apa-apa sudah ada aturan yang melarang peserta untuk saling serang. Ini justru akan mengurangi antusiasme dan gairah konvensi. Di mana-mana konvensi itu wahana untuk tukar gagasan, jadi perangnya ide itu diperbolehkan," kata Burhan usai menjadi saksi ahli sengketa Pilkada di Gedung MK, Senin (25/11).
Burhan mencontohkan bagaimana pertarungan antara Obama dan Hillary Clinton di Amerika Serikat. Obama dan Hillary saling serang gagasan untuk menunjukkan perbedaan masing-masing dalam hal program.
"Di sini terlalu banyak kode etik yang membuat antarcalon tidak bisa mengeluarkan diferensiasi masing-masing calon dan programnya. Akibatnya konvensi jadi kehilangan gairah," ungkap Burhan.
Saling serang gagasan antarcalon, dalam ungkapan Burhan, bukan berarti hilangnya kesantunan politik. Burhan mengatakan, justru santun itu akan terlihat dalam kemasannya.
"Santun itu tidak harus diartikan menghilangkan subtansi dari tukar menukar program dan perang gagasan. Santun itu dalam konteks packing pengemasan. Tapi subtansinya, calon yang satu dengan yang lain punya perbedaan yang tegas mengenai satu atau dua hal," ujar Burhan.
Saat ini konvensi Partai Demokrat sudah masuk pada pengenalan diri masing-masing calon kepada masyarakat. Mulai dari program hingga visi misinya. Tahap ini akan berakhir pada Desember 2013 dan dilanjutkan dengan tahap kedua setelah pemilihan legislatif 2014.