Kritik Jokowi, Fahri Hamzah keluarkan kartu merah
Fahri Hamzah menjelaskan mengeluarkan kartu merah untuk mengevaluasi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Presiden Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA KAMMI) Fahri Hamzah mengeluarkan kartu merah saat memberikan sambutan di depan para peserta musyawarah kerja nasional KAKAMI. Fahri yang juga wakil ketua DPR tersebut mengatakan para peserta KAKAMI harus menjaga roh revolusi Indonesia.
"Kita harus menjaga rohnya. Makanya tadi kartu kuning, kalau saya sudah ada kartu merah, ini jangan salah arah bangsa kita, kalau salah arah pemainnya dikeluarin aja," kata Fahri Hamzah sambil mengeluarkan kartu merah di dalam saku jasnya di acara Mukernas 1 KAKAMI dengan tema 'Indonesia Baru, Pemimpin Baru, Arah Baru Indonesia' di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2).
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang menurut Fahri Hamzah berperan penting dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan? Fahri pun menyebut relevansi langkah pemerintahan program kerja yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran dalam melanjutkan upaya mendorong kemajuan negara.
-
Mengapa Fahri Hamzah berpendapat bahwa Indonesia membutuhkan jalan tengah berupa rekonsiliasi dan persatuan nasional? Menurut Fahri Hamzah, Indonesia saat ini membutuhkan jalan tengah berupa rekonsiliasi dan persatuan nasional yang akan sangat menentukan sejarah bangsa kedepan.
Dia juga mengatakan para peserta harus menjaga roh revolusi jelang 20 tahun reformasi. "Ini adalah ikhtiar kita tentang jiwa yang harus menjaga bara api revolusi Indonesia. Kata Bung Karno revolusi tidak pernah berhenti. Ini lah kita hadiri," kata Fahri.
Dia juga tidak mempermasalahkan mengeluarkan kartu merah atau kartu kuning. Yang terpenting, kata dia, tujuannya untuk menuju arah baru.
"Apakah kartunya kuning atau merah kita enggak tau masing-masing. Yang penting arah baru. Jangan salah nikung nanti semuanya gelap," kata Fahri.
Makna kartu merah
Fahri Hamzah menjelaskan mengeluarkan kartu merah untuk mengevaluasi pemerintahan Presiden Jokowi.
"Saya juga belom tanya yang kuning filosofinya apa. Tapi kan yaitulah yang adanya kartu merah. Intinya gini, Indonesia harus secara terus menerus mengevaluasi perjalanan dirinya secara mendalam," kata Fahri.
Fahri juga menyarankan agar Jokowi merespon baik kartu kuning yang diberikan Ketua Badan Eksekutif Universitas Indonesia (BEM UI) Zaadit Taqwa pada acara Dies Natalis Ke-68 Universitas Indonesia (UI) sekaligus peresmian Forum Kebangsaan UI di Balairung Kampus UI. Dia juga mengatakan kartu kuning dari Zaadit adalah bentuk komando meningkatkan perbaikan kepada pemerintah.
"Kemarin anak UI mengeluarkan kartu itu seperti komando buat kita untuk mengingatkan pemerintah dengan metode pergerakan mahasiswa. Yang lain kan kuning. Kalo saya kebetulan yang ada merah. Jadi saya keluarin merah," kata Fahri.
Baca juga:
Fahri Hamzah kritik kinerja Anies yang tak sistematis urus Jakarta
Di RKUHP, pidana terhadap agama diperluas menjadi tujuh pasal
Fahri kritik Jokowi dikawal banyak TNI dan Polri di kampus UI
Fahri Hamzah sebut kebakaran di DPR tanda gedung sudah rusak
Fahri Hamzah: Jangan bicarakan Anies jadi capres, mikirin Jakarta saja