Kritik Jokowi, Fahri Hamzah ngotot Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri
Jokowi hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi apakah akan melantik Komjen Pol Budi Gunawan atau membatalkannya.
Komjen Pol Budi Gunawan terancam batal menjadi Kapolri. Pasalnya, berdasarkan informasi dari Ketua Tim Independen Buya Syafii Maarif, Presiden Jokowi sudah memutuskan bakal membatalkan pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan.
Jokowi hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi apakah akan melantik Komjen Pol Budi Gunawan menjadi Kapolri atau justru membatalkannya. Namun, sebelum terbang ke Malaysia, Jokowi sempat memanggil Kompolnas ke Istana untuk dimintai masukan soal pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan.
Usai pertemuan, Menko Polhukam Tedjo Purdijatno mengatakan, Kompolnas memberikan masukan kepada Presiden Jokowi agar menunggu proses hukum yang berlaku. Namun, Jumat (6/2) kemarin, Kompolnas menggelar pertemuan dengan para perwira tinggi Polri di Mabes Polri.
Mereka membicarakan soal calon Kapolri pengganti Komjen Budi Gunawan jika nantinya batal dilantik oleh Jokowi. Komisioner Kompolnas Edi Saputera Hasibuan mengungkapkan dari sembilan calon Kapolri yang ada, saat ini telah mengerucut sebanyak empat nama-nama calon Kapolri yang menggantikan Komjen Budi Gunawan yang saat ini ada ditangan Kompolnas.
"Ada empatlah, jangan banyak-banyak," tegas Edi Saputera Hasibuan kepada wartawan di sela-sela menggelar pertemuan dengan Pejabat Tinggi (Pati) Mabes Polri di Gedung Baharkam, Mabes Polri di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin.
Namun, semuanya kembali kepada Jokowi sebagai pemegang keputusan. Pasalnya, hingga hari ini sang presiden belum memberi keputusan apakah akan melantik Komjen Pol Budi Gunawan atau tidak.
Kritikan pun datang dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Politikus PKS yang kerap lantang mengkritik pemerintah ini meminta Jokowi tegas melantik Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri. Berikut kritikan Fahri Hamzah kepada Jokowi seperti dirangkum merdeka.com;
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang membuat Presiden Jokowi terkesan dengan penampilan Azizah? Potret Azizah MRDS yang Membuat Jokowi Terpukau dan Menggugah Semangat Goyang! Azizah MRDS, yang memiliki nama lengkap Nurul Azizah Syafitri, adalah penari cilik asal Mataram, Lombok, yang berhasil mencuri perhatian publik berkat bakat menarinya yang luar biasa.
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara.
Fahri: Saya bingung Jokowi kok susah banget lantik Budi Gunawan
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku bingung atas sikap Presiden Joko Widodo yang hingga kini belum juga mau melantik calon Kapolri, Komjen Pol Budi Gunawan. Menurutnya, sebagai panglima tertinggi, Jokowi harus mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan persoalan antara KPK dan Polri.
"Soal Kapolri itu kan tidak mendesak, Presiden bisa lantik dan kemudian Presiden nonaktifkan lagi. Yang saya bingung kok susah banget," kata Fahri, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (6/2).
Fahri mengatakan, setelah melantik dan menonaktifkan Budi Gunawan, Jokowi lalu mengangkat Wakapolri sebagai Pelaksana Tugas, sebagai pucuk pimpinan Polri. Dengan begitu Budi Gunawan tidak memiliki kekuatan untuk melawan KPK.
"Soal Kapolri itu kan tidak mendesak. Ini soal sederhana lalu dia angkat Plt baru. Jadi Budi Gunawan tidak punya kekuatan," jelasnya.
Fahri sebut Jokowi tak punya alasan kuat batalkan pelantikan BG
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik sikap Presiden Jokowi soal pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan menjadi Kapolri. Politikus PKS ini mendesak Jokowi untuk segera melantik jenderal polisi bintang tiga itu.
Fahri menilai status tersangka yang melekat pada Komjen Budi Gunawan terkait kasus dugaan rekening gendut tak menjadi alasan kuat untuk Jokowi membatalkan pelantikan Budi Gunawan.
"Kapolri tersangka tidak apa-apa. Kenapa kalau melantik tersangka korupsi. Kan hanya melantik, setelah itu dinonaktifkan karena dia tersangka," kata Fahri, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (6/2).
Fahri: Jika tak lantik Budi Gunawan Jokowi tampar muka sendiri
Presiden Jokowi dikabarkan batal melantik Komjen Pol Budi Gunawan menjadi Kapolri. Hal itu langsung mendapat kecaman dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Menurut politikus PKS ini Jokowi sama saja telah menampar nama baik Presiden dan DPR jika tak jadi melantik Komjen Pol Budi Gunawan menjadi Kapolri.
"Kalau Jokowi tidak melantik BG sama saja menampar mukanya sendiri (Presiden) karena dia punya sistem dalam lembaga kepresidenan artinya tidak becus bekerja. Kemana itu Kompolnas, intelijen, kemana Sesneg yang mengevaluasi, dan kemana kepolisian dalam memilih Kapolri baru," kata Fahri, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (6/1).
Fahri: Tak jadi melantik, Jokowi juga tampar DPR dan Budi Gunawan
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mempertanyakan mengapa Jokowi memilih Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon tunggal, sementara Jokowi juga beralasan batal melantik Budi Gunawan karena tersandung kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau menganggap orang yang dipilih ini bermasalah itu namanya dia (Jokowi) menampar muka sendiri. Presiden menampar sistem yang telah bekerja untuk dia," kata Fahri, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (6/1).
Selain mempermalukan lembaga Kepresidenan, menurut Fahri, Jokowi juga telah mempermalukan DPR yang sebelumnya telah meloloskan Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Dia menjelaskan, persetujuan DPR untuk meloloskan calon Kapolri bukanlah hal yang mudah.
"Wajah kedua yang ditampar adalah DPR. Karena DPR telah merestui proses yang Presiden sendiri menyurati untuk segera. Begitu disegerakan DPR tiba-tiba presiden diam, itu wajah kedua yang ditampar," paparnya.
Fahri mengatakan, selain menampar dua lembaga tersebut, Presiden Jokowi juga telah menggantung status Budi Gunawan yang tinggal selangkah lagi menjadi orang nomor satu di korps Bhayangkara. Menurutnya, pembatalan pelantikan tersebut sama juga telah menampar wajah Budi Gunawan.
"Wajahnya Budi Gunawan dia (Presiden) tampar juga. Orang BG sudah datang mempresentasikan di DPR, dianggap Clear oleh Bareskrim dan DPR habis itu mau ditampar juga mukanya, kan bahaya. Jalan baiknya adalah, lantik dan kemudian nonaktifkan. Setelah dinonaktifkan baru lihat prosesnya, kan begitu cara bersikap," tandasnya.