Mahfudz Siddiq sebut Komisi IX lepas tangan soal TKI di Saudi
Sebelumnya, anggota Komisi IX, Poempida,menyebut keterbatasan dana jadi kendala sulitnya mendeportasi TKI di Arab Saudi.
Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengomentari pernyataan anggota Komisi IX, Poempida, yang menyebut keterbatasan dana jadi kendala sulitnya mendeportasi TKI di Arab Saudi. Menurutnya, persoalan TKI bukan berada di luar negeri, tapi pada pola perekrutan dan pengirimannya.
"Lucu kalau Komisi IX mau angkat tangan pada masalah ini. Memang TKI nya berada di luar negeri, tapi sumber masalahnya ada di dalam negeri sejak dari perekrutan hingga pemberangkatan," ujar Mahfudz di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11).
Mahfudz menambahkan, masalah ini tak harusnya didiamkan. Dia berharap Komisi IX dan Komisi I mencari solusi menolong TKI di sana.
"Kalaupun Komisi I yang berangkat itu tidak akan menyelesaikan masalah. Solusinya bisa saja jalan bareng antara Komisi I dan Komisi IX," ujar Mahfud.
Selain DPR, penyelesaian masalah itu juga bergantung pada tiga pihak utama dalam hal ketenagakerjaan. Mereka adalah Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa , BNP2TKI, Jumhur Hidayat dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar .
"Mereka bertiga harus duduk bareng, kemudian susun strategi penyelesaian masalahnya, kemudian mereka bisa langsung ke Arab Saudi untuk melihat TKI yang dideportasi," kata tandas politikus PKS ini.
Sebelumnya Kerajaan Arab Saudi sudah mengeluarkan amnesti untuk para TKI hingga 3 November dan perpanjangan hingga 8 November. Setelah melewati batas itu, pemerintah kerajaan Arab Saudi akan menangkap TKI yang belum memiliki dokumen amnesti.
Sampai saat ini, ada 80 ribu TKI yang sudah ditangkap dan dipenjara imigrasi Shumaisi yang jaraknya 45 km dari Jeddah. Mereka sempat tidak mendapatkan suplai makanan dari pemerintah Arab Saudi, hingga pihak KJRI memberikan suplai makan meski jumlahnya tidak mencukupi.
Akibatnya, seorang TKI bernama Didin meninggal karena sakit dan tidak mendapatkan layanan kesehatan standar.