Maruarar yakin Jokowi tak bela orang gunakan alat negara untuk kampanye
Politisi PDIP Maruarar Sirait, merasa yakin Presiden Jokowi tidak akan pernah menggunakan alat negara atau keamanan untuk Pilpres 2019.
Politisi PDIP Maruarar Sirait, merasa yakin Presiden Jokowi tidak akan pernah menggunakan alat negara atau keamanan untuk Pilpres 2019.
"Saya pendukung Jokowi, dan sejak awal mendukung Jokowi, saya tahu banget Jokowi tak mungkin begitu. Karena dia tak terlatih dan jago soal itu. Ngapain," ucap Maruarar di Hotel Sofyan, Jakarta, Rabu (29/8).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
Dia menuturkan, dirinya tidak mau menang menggunakan cara dengan alat-alat negara, alat-alat keamanan untuk mencapai keamanan. Menurutnya itu bagian dari merusak demokrasi.
"Kalau ada orang-orang di sekitar dia yang menggunakan itu, saya pikir temukan itu, buktikan itu, dan hukum itu. Dan Jokowi sudah mengatakan berkali-kali. Sama saya sudah ngomong, kita enggak usah begitu. Kita percaya diri kok. Kalau kita kerja benar, ngomong benar, santun, bukti, itu yang kita gunakan," jelas pria yang akrab disapa Bang Ara.
Dia mengaku, jika ada pihak pemerintah yang menggunakan alat negara untuk kepentingan Pemilu. Jokowi tak akan membelanya.
"Kalau ada pihak pemerintah yang menggunakan itu. Saya bisa pastikan, Jokowi tidak akan membela. Dan silakan dihukum. Karena itu mencederai demokrasi. Alat negara yang digunakan kontestasi politik itu tidak beradab dan anti demokrasi. Buat apa kita melakukan pemilu, kalau itu terjadi," jelas Ara.
Meski demikian, dia menegaskan, bahwa pihak aparatur negara harus digunakan demi mengatasi hoaks ataupun ujaran kebencian yang ada.
"Tapi alat negara harus digunakan secara legal dan maksimal untuk mengatasi hoaks. Itu harus dan dari dini," pungkasnya.
Isu ini berawal saat Jokowi memerintahkan TNI dan Polri ikut menyosialisasikan capaian pemerintah. Hal ini dinilai sebagai pemanfaatan capres incumbent untuk memenangkan Pemilu 2019.
Namun TNI meluruskan, instruksi tersebut tak ada kaitan dengan politik. Tapi, untuk menangkal berita hoaks yang dianggap semakin memprihatinkan.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bertemu di kantor Luhut, Ruhut sarankan Deddy Mizwar pamit pada SBY
Sindir kubu Jokowi, Gerindra tak mau bajak orang buat jadi Timses
Demokrat siapkan tim khusus, jawab tantangan koalisi Jokowi debat isu ekonomi
Deddy Mizwar diambil Jokowi, Gerindra singgung kemenangan Prabowo di Jabar
Istana: Bukan Polri & BIN yang hentikan deklarasi #2019GantiPresiden
Sekjen Demokrat jamin Soekarwo tak gabung Jokowi
Ragukan soliditas Demokrat, Ruhut yakin AHY ogah jadi dayang-dayang Sandi