Masyarakat puas kerja Jokowi-JK, tapi tidak kabinetnya
Waktu yang tepat melakukan perombakan kabinet dinilai setelah lebaran.
Isu reshuffle kabinet pada pemerintahan kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Jusuf Kalla (JK) disebut oleh Ketua Populi Center, Nico Harjanto, dengan ketidakpuasan masyarakat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukannya dia menyebutkan jika di bawah 50 persen masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja kabinet.
"Survei kepuasan terhadap kabinet di bawah 50 persen, namun kepuasan terhadap presiden lebih dari 50 persen," kata Nico dalam diskusi Perspektif Indonesia di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/6).
Nico menjelaskan jika masyarakat merasa lebih puas atas kepemimpinan Jokowi - JK dibandingkan dengan kabinet yang membantu Presiden Jokowi. Hal tersebut kemudian dikatakannya harus bisa jadi bahan evaluasi bagi para menteri yang belum bisa menunjukkan kinerja mereka.
"Tentu ini menjadi bahan evaluasi bagi menteri-menteri tersebut. Survei tersebut juga sudah kita sampaikan pada Presiden Jokowi saat Populi diundang makan siang di Istana Presiden waktu lalu," ujar Nico.
Dilanjutkan oleh Nico jika menteri yang dikenal dan menjadi masyarakat adalah menteri yang sering tampil di media, sekali pun kinerjanya kurang baik. "Justru menteri dengan kinerja yang baik namun jarang terekspose yang tidak masuk penilaian," pungkasnya.
Terakhir dalam paparannya, Nico menyebutkan jika reshuffle jadi dilakukan usai perayaan Idul Fitri, maka itu adalah waktu yang tepat bagi Presiden Jokowi melakukannya.
"Tapi memang kalau mau dilakukan setelah lebaran memang ada momentum. Kita bisa melihat kinerjanya baik atau tidak, terlebih pada faktor ekonomi. Kita tentu mengharapkan masalah ekonomi ini cepat mendapatkan jalan keluar," tutupnya.