Megawati tegaskan kepala daerah terpilih adalah petugas partai
Megawati tak peduli pernyataannya di-bully pengamat.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan pada kadernya yang akan menjadi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Wisma Kinasih, Tapos, Depok. Dalam sambutannya, Mega memberikan pandangan bagaimana menjadi seorang pemimpin di hadapan ratusan kader.
Selain kader, hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah pengamat seperti J Kristiadi dan Eep Saefullah Patah. Dalam kesempatan itu pun Mega sempat menyindir pengamat yang dianggap ada yang tidak netral.
Menurutnya, ada beberapa pengamat yang bernuansa miring. "Pengamat itu harusnya netral. Tapi kadang ada yang nuansanya miring sana miring sini," kata Mega saat sambutan di Sekolah Partai dengan tema Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat, Selasa (30/8).
Sindiran selanjutnya adalah ketika Mega menyinggung masalah Presiden yang sempat disebut sebagai petugas partai. Mega mengingatkan agar para kader PDIP yang terpilih mengemban tugas sebagai petugas partai. Kemudian kader itu akan mengemban tugas dengan jabatan tertentu mulai dari gubernur, wali kota ataupun kabupaten.
"Bagi kami PDIP itu adalah kader yang dipilih dan terpilih untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh partai sebagai petugas partai dengan jabatan A, B, C dan D. Enggak mau terima silakan keluar, itu aturan partai jadi jangan gebyak uyah. Pengamat sering gebyak uyah," sindirnya lagi.
Sindiran lainnya, pengamat sering mengomentari tanpa adanya kroscek kepada yang bersangkutan terlebih dahulu. Mereka dianggap sering menulis tanpa konfirmasi pada yang dikomentari.
"Pengamat juga enggak berdemokrasi, masa main tulis enggak nanya dulu sama kita. Setelah ini saya mau dibully silakan," ucap Mega.
Sindiran lainnya diungkapkan Mega ketika menyinggung soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya, pengamat mengapa hanya diam soal korupsi.