Membandingkan Quick Count Pilpres 2014 dengan KPU, Bagaimana 2019?
Saat itu Penghitungan quick count 2014 tidak meleset dari penghitungan real count KPU. Hasil sementara keunggulan Pilpres 2019 sudah bisa diketahui dalam hitung cepat atau quick count.
Hasil sementara keunggulan Pilpres 2019 sudah bisa diketahui dalam hitung cepat atau quick count. Quick count dipahami sebagai proses pengambilan data dengan menghitung persentase hasil pemilu di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel.
Istilah quick count dikenal sejak Pilpres 2004 dan dipakai pada pemilu-pemilu berikutnya, termasuk pada Pilpres 2014. Saat itu Penghitungan quick count 2014 tidak meleset dari penghitungan real count KPU. Lalu apakah hasil quick count Pilpres 2019 akan kembali sama dengan hitungan resmi KPU?
-
Apa itu quick count? Quick count adalah metode perhitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei atau lembaga riset untuk memprediksi hasil pemilu berdasarkan sebagian data suara yang sudah masuk.
-
Siapa yang melakukan Quick Count? Quick count dilakukan oleh lembaga survei, lembaga pemantau pemilu, atau kelompok masyarakat sipil yang independen dan tidak terafiliasi dengan calon atau partai politik.
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa sebenarnya Quick Count itu? Quick count atau hitung cepat adalah proses perhitungan suara secara cepat dan sementara yang dilakukan oleh lembaga survei atau kelompok masyarakat untuk memperkirakan hasil suara dalam suatu pemilihan umum.
-
Di mana data Quick Count diambil? Pada awalnya, para lembaga survei melakukan pemilihan TPS secara acak yang akan menjadi sampel untuk dihitung.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
Berikut ini ulasan dan perbandingan data quick count Pilpres 2014 dengan Pilpres 2019:
SMRC
Pada Pilpres 2014, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan hitung cepat atau quick count, hasilnya menunjukkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla unggul dengan memperoleh suara sebesar 52,98 persen atas pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang memperoleh suara 47,02 persen. Secara statistik, selisih suara kedua pasangan sangat signifikan, yakni sekitar 5,96 persen.
Seperti dikutip dalam situs resmi SMRC, data yang masuk sebanyak 3.990 TPS dari 4.000 TPS yang dijadikan sampel atau sebesar 99,75 persen. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional di setiap provinsi di Indonesia. Margin of error dalam Quick Count ini adalah sekitar 0,62 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Bagaimana hitungan resmi KPU pada Pilpres 2014? Hasilnya Jokowi-JK menang dengan 70.997.833 suara atau 53.15 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Hatta mendapat 62.576.444 suara atau 46.85 persen. Hasilnya tak jauh beda dengan quick count karena masih dalam batas margin of error.
Sementara pada Pilpres 2019, SMRC kembali menggelar quick count. Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin 54,86 persen sedangkan Prabowo-Sandi 45,14 persen. Data yang masuk 97,11 persen.
Litbang Kompas
Sementara Quick count saat Pilpres 2014 versi Litbang Kompas, Jokowi meraih 52,34 persen dan Prabowo meraih 47,66 persen. Dalam proses quick count Pilpres 2014, digunakan 2.000 sampel TPS yang tersebar di berbagai daerah dengan total sampel pemilih mencapai 786.000 orang. Dengan margin of error lebih kurang 0,11 persen untuk sampel pemilih dan lebih kurang 2,2 persen untuk sampel TPS.
Bagaimana hitungan resmi KPU pada Pilpres 2014? Hasilnya Jokowi-JK menang dengan 70.997.833 suara atau 53.15 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Hatta mendapat 62.576.444 suara atau 46.85 persen. Hasilnya tak jauh beda dengan quick count karena masih dalam batas margin of error.
Sedangkan hasil quick count Pilpres 2019 versi Litbang Kompas, menunjukkan Jokowi meraih 54,52 persen. Prabowo 45,48 persen. Data yang masuk mencapai 97 persen.
Indikator
Lembaga Indikator juga melakukan quick count pada Pilpres 2014. Hasilnya pasangan Jokowi-JK memperoleh suara 52,97 persen. Sedangan Prabowo Subianto memperoleh 47,03 persen. Presentase diambil saat dari data yang masuk 99,7 persen.
Quick Count Pilpres 2014 oleh Indikator dilaksanakan dengan memilih 2.000 TPS sebagai sample yang tersebar secara proporsional di setiap Provinsi yang ada di Republik Indonesia. Sample TPS dipilih dengan menggunakan metode Kombinasi Stratified-Cluster Random Sampling. Margin of error sekitar +/1 persen pada tingkat kepecayaan 99 persen.
Bagaimana hitungan resmi KPU pada Pilpres 2014? Hasilnya Jokowi-JK menang dengan 70.997.833 suara atau 53.15 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Hatta mendapat 62.576.444 suara atau 46.85 persen. Hasilnya tak jauh beda dengan quick count karena masih dalam batas margin of error.
Pada Pilpres 2019, Indikator kembali melakukan quick count. Hasilnya data masuk 95,70 persen, Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 53,91 persen dan Prabowo-Sandi 45,09 persen.
CSIS
Quick count CSIS pada Pilpres 2014 menunjukkan paslon Jokowi-JK unggul dibandingkan Prabowo-Hatta. Jokowi memperoleh 51,90 persen sedangkan Prabowo memperoleh 48,10 persen.
Bagaimana hitungan resmi KPU pada Pilpres 2014? Hasilnya Jokowi-JK menang dengan 70.997.833 suara atau 53.15 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Hatta mendapat 62.576.444 suara atau 46.85 persen. Hasilnya tak jauh beda dengan quick count karena masih dalam batas margin of error.
Sedangkan pada Pilpres 2019, CSIS kembali menggelar quick count. Hasilnya pasangan Jokowi- Ma'ruf Amin unggul dari rivalnya pasangan Prabowo - Sandiaga Uno. Jokowi - Ma'ruf Amin memperoleh 55,61 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 44,39 persen. Data diambil saat sample sudah masuk 98,05 persen.
(mdk/has)