Menakar Peluang Duet Ganjar-Prabowo usai Akrab Bareng Jokowi di Jateng
Menurut Adi, sinyal dukungan ini akan dilaksanakan apabila Ganjar dan Prabowo menganggap Jokowi sebagai king maker. Namun demikian, kata Adi, ganjalan ada pada pihak Prabowo.
Momen akrab dan selfie Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat meninjau panen raya di ladang sawah Ambal, Kabupaten Kebumen, Jateng menjadi sorotan. Momen tersebut digadang-gadang sebagai sinyal politik Jokowi untuk mendukung pasangan Ganjar-Prabowo dalam Pilpres 2024.
“Pertemuan antara Ganjar, Pranowo, dan Jokowi hari ini adalah terkait dengan duet mereka, Ganjar capres dan Prabowo sebagai cawapres. Ini akan terjadi kalau Prabowo dan Ganjar menanggap Jokowi adalah king maker yang bisa menentukan soal arah koalisi di kubu pemerintah,” kata Pengamat Politik Adi Prayitno dalam keterangannya, Kamis (9/3).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
Menurut Adi, sinyal dukungan ini akan dilaksanakan apabila Ganjar dan Prabowo menganggap Jokowi sebagai king maker. Namun demikian, kata Adi, ganjalan ada pada pihak Prabowo.
“Apakah mau menjadi calon wakil yang kemudian diduetkan dengan Ganjar Pranowo. Itu kan pertanyaan-pertanyaan penting, pertanyaan-pertanyaan publik yang sampai saat ini sebenarnya belum ada jawabannya karena menyatukan dua orang yang menurut saya punya nama besar, punya elektabilitas tinggi. Ini bukan perkara gampang,” kata dia.
Adi menjelaskan, jika melihat suasana politik hari ini, Prabowo masih mematok harga mati sebagai Capres 2024. Saat ini, Adi menyebut Prabowo merasa punya lebih banyak pengalaman di Pilpres.
Namun, kata Adi, kondisi politik dan koalisi masih sangat dinamis mengingat perhelatan Pilpres 2024 terbilang masih lama. Sebab itu, Adi meyakini Prabowo berpotensi luluh jika dipasangkan dengan Ganjar sebagai cawapres.
“Bukan tidak mungkin second plannya adalah berkoalisi dengan yang lain, jadi Prabowo tidak target sebagai capres. Karena Gerindra sampai saat ini juga lagi diuji betul iman politiknya,” katanya.
Adi menyebutkan bahwa elektabilitas Ganjar dari sejumlah lembaga survei terpaut jauh di atas Prabowo. Menurut Adi, kondisi itu juga menjadi indikator potensi duet Ganjar-Prabowo terjadi dalam Pilpres.
“Ganjar lebih di atas dengan Prabowo. Ini yang sebenarnya bisa menjelaskan kalau ujung-ujungnya prabowo ya sangat mungkin bisa berpasangan dengan Ganjar. Tapi itu dengan catatan Ganjar diusung oleh PDIP. Prabowo bisa punya partner koalisi di 2024,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, Lembaga survei Charta Politika menyampaikan hasil survei tentang simulasi pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024. Hasilnya duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dipilih 45,3% responden.
Melihat angka simulasi duet Ganjar dan Prabowo, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto mengatakan angkanya mencapai 45,3% sehingga diprediksi Ganjar dan Prabowo akan menang pada 1 putaran.
"Jadi secara statistik kalau kita distribusikan normal bisa dikatakan ada kecenderungan apabila Ganjar Pranowo bersanding dengan Prabowo Subianto mereka berpotensi untuk menang 1 putaran," tuturnya.
Survei tersebut dilaksanakan pada 8-16 Desember 2022, melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 1.220 responden yang tersebar di 34 Provinsi. Sampel dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/ray)