Menebak siapa cawapres pendamping Jokowi
Sebelum pileg berlangsung, cawapresnya Jokowi masih misteri.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akhirnya memberikan mandat kepada Joko Widodo atau Jokowi sebagai capres. Secara khusus, Mega menulis mandat itu di Kantor DPP PDIP , Jakarta, Kamis (13/3) malam.
Mendapat mandat itu, Jokowi mengaku siap. "Saya telah dapatkan mandat dari Ibu Megawati dan saya siap untuk melaksanakannya. Bismillah, saya siap menjadi calon presiden dari PDIP ," kata Jokowi di Rumah Si Pitung, Jakarta.
Setelah PDIP resmi mencalonkan Jokowi sebagai capres, lantas siapa cawapresnya? Selama ini sudah beredar sejumlah nama. Ada Jusuf Kalla , Puan Maharani , Basuki Tjahaja Purnama , Mahfud MD, Hatta Rajasa, Dahlan Iskan dan Pramono Edhie. Dari sederet nama itu, nama JK paling kuat.
Hasil sejumlah simulasi survei, jika Jokowi disandingkan dengan JK maka akan menang telak. Seperti survei yang dilakukan oleh Pusat Data Bersatu (PDB) pada 4-8 Januari 2014 lalu.
Berdasarkan skema PDB, pasangan Jokowi-JK menduduki peringkat pertama dengan perolehan elektabilitas 17,4 persen. "Pasangan Jokowi dan JK memiliki elektabilitas paling tinggi dibandingkan pasangan lainnya. Namun masih banyak publik yang belum menentukan pilihannya," kata Pendiri PDB, Didik Junaidi Rachbini beberapa waktu lalu.
PDIP sejauh ini belum memikirkan siapa cawapres Jokowi . PDIP masih ingin fokus memenangkan dan melihat hasil Pileg 2014.
Belum adanya cawapres mendamping Jokowi membuat sejumlah partai mulai mendekat ke Jokowi . PAN, PPP, PKS dan Partai Demokrat mulai mendekat. Kemungkinan mereka akan menyodorkan nama agar dipinang sebagai cawapres. PAN punya Hatta Rajasa, PPP kemungkinan mengajukan Suryadharma Ali, PKS diperkirakan menyodorkan Anis Matta dan Demokrat Pramono Edhie Wibowo.
Kabarnya, elite PAN sudah sering komunikasi dengan Mega. Ia ingin menyandingkan Jokowi dengan Hatta. Tapi upaya PAN ditolak oleh Mega.
Sedangkan Demokrat sudah ancang-ancang ingin koalisi dengan PDIP . Misinya hanya satu, ingin posisi cawapres diisi dari Demokrat. Dan nama yang disodorkan adalah Pramono Edhie.
Sebelum pileg berlangsung, cawapresnya Jokowi masih misteri. PDIP sepertinya masih melihat hasil perolehan suara pileg terlebih dahulu. Setelah itu baru hitung-hitungan soal koalisi, termasuk mencari pendamping Jokowi .
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
Baca juga:
4 Tanggapan Ahok Jokowi deklarasi capres
Ini analisa 5 pengamat soal pencapresan Jokowi
Ini pengakuan Jokowi ditunjuk jadi capres PDIP
Sisi unik deklarasi capres Jokowi
Jika terpilih jadi presiden Jokowi diminta usut kasus 'Kudatuli'