Meracik Jokowi, Prabowo, SBY dan Gatot Nurmantyo bertarung di 2019
Meracik Jokowi, Prabowo, SBY dan Gatot Nurmantyo bertarung di 2019. Nama-nama calon presiden dan wakil presiden pun telah bermunculan. Selain Jokowi, nama yang paling mungkin bertarung adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Gerindra juga telah memastikan diri untuk mencalonkan sang ketua umum jadi capres.
Peta pertarungan Pemilu Presiden tahun 2019 sudah mulai terlihat pasca disahkannya UU Penyelenggaraan Pemilu pada Kamis 20 Juli lalu. Terlebih lagi, partai-partai seperti Golkar, Hanura, NasDem dan PPP sudah deklarasi kembali dukung incumbent Jokowi untuk Pilpres 2019.
Nama-nama calon presiden dan wakil presiden pun telah bermunculan. Selain Jokowi, nama yang paling mungkin bertarung adalah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Gerindra juga telah memastikan diri untuk mencalonkan sang ketua umum jadi capres.
Ketua Pusat Kajian Politik dan Keamanan Unpad Muradi mengaku sepakat dengan aturan presidential threshold 20 persen. Dari sini, menurut dia, bloking politik para partai sudah terlihat sejak dini.
"Kelihatan dalam beberapa kasus, posisi partai pendukung pemerintah juga tidak sepenuhnya memiliki watak yang ideologis, memang cenderung pragmatis, hanya soal siapa menguntungkan mereka saja," kata Muradi saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (25/7).
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Muradi meyakini, memang pertarungan 2019 tidak akan jauh dari nama-nama yang sudah ada dan belakangan disebut. Mereka adalah Jokowi, Prabowo Subianto, Jenderal Gatot Nurmantyo dan bahkan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia melihat, nama besar Gatot terlalu sayang jika hanya menjabat cawapres. Dia yakin, Gatot tengah menunggu peluang dari partai-partai untuk bisa diusung sebagai capres.
Ketua DPP PAN Yandri Susanto telah memunculkan nama Gatot sebagai Capres. Sementara NasDem, ingin Gatot menjadi cawapres Jokowi di 2019.
"Gatot walaupun disorongkan NasDem, dia akan maju sendiri sebagai calon presiden. Dia masih ibaratnya menunggu bola muntah dari Gerindra, untuk menggeser posisi Prabowo jika tidak efektif. Sementara PKS enggak punya pilihan lain," jelas Muradi.
Saat ini, sudah terbentuk pola dua kubu politik. Di kubu Jokowi ada PDIP, Golkar, NasDem, Hanura, PKB, PAN dan PPP. Hanya PDIP, PAN dan PKB yang belum tegas akan kembali mengusung Jokowi di 2019.
Di sisi lain, ada Gerindra yang sudah mengusulkan nama Prabowo. Sementara PKS, diyakini akan bergabung dengan Gerindra melihat kemesraan mereka di sejumlah Pilkada. Sisanya, Demokrat yang belum tahu akan mengusung siapa.
Muradi menilai, SBY masih bisa mencalonkan diri sebagai capres di 2019. Tinggal penafsiran konstitusi dalam UUD 1945 saja nantinya yang menjadi acuan.
"Kalau dalam konstitusi kan tiga kali berturut-turut, kalau SBY kan tidak berturut-turut, diselang," kata Muradi.
Nama-nama seperti Agus Yudhoyono, Ridwan Kamil, menurut dia, belum bisa diuji di kancah nasional. Menurut dia, para politisi muda itu kemungkinan mempunya kesempatan di Pemilu presiden selanjutnya.
Dia yakin, tak ada nama lain di luar Jokowi, Prabowo, Gatot dan SBY dalam Pilpres 2019 nanti. Kecuali, ada kejadian politik yang bisa memunculkan nama lain di menit terakhir pencalonan.
"Kecuali ada kejadian politik luar biasa yang memunculkan nama lain. Kalau kondisi politik normatif seperti sekarang ini, saya kira tidak akan jauh dari empat nama tadi," kata Muradi.
Mengenai keinginan Ketua DPP Desmond J Mahesa yang menyandingkan Prabowo dengan SBY untuk bertarung melawan Jokowi-Gatot, Muradi pesimistis. Dia hanya menganggap itu hanya sebagai guyonan politik semata.
Seperti diketahui, Prabowo dan SBY dijadwalkan akan bertemu dalam waktu dekat. Pertemuan diyakini membahas persiapan Pilpres 2019 untuk melawan Jokowi.
"Bayangkan seorang presiden dua periode kemudian harus jadi wakil presiden yang tiga kali beturut kalah dalam pemilu. Prabowo kan 2004 kalah di konvensi Golkar, kemudian 2009 jadi cawapres kalah, kemarin jadi capres 2014 kalah lagi," kata Muradi lagi.
Mengenai nama Gatot, Muradi yakin jenderal bintang empat itu akan moncer di sejumlah partai pada Pemilu 2019 nanti. Hanya saja, dia menambahkan, Gatot tak akan mau jika hanya menjadi cawapres.
"Nama Gatot di semua level partai akan moncer diperebutkan. Sekali lagi, Gatot ingin jadi presiden," tutur dia.
Baca juga:
Jenderal Gatot ogah tanggapi soal dilirik tiga partai buat Pilpres
PT tak surutkan niat Gerindra usung Prabowo di Pilpres 2019
Yusril gugat presidential threshold, PBB gugat parliamentary ke MK
Ketum PAN: Di UU Pemilu, partai besar ingin habisi partai kecil
Capreskan Prabowo di 2019, Gerindra juga akan rayu PKB dan PPP
Politisi Gerindra wacanakan Prabowo-SBY lawan Jokowi-Gatot di 2019
Mendagri sebut UU Pemilu sudah sah meski palu sidang diketok Setnov