Jokowi Disebut Tidak Bisa Kerja, Prabowo: Saya Saksi Beliau Tidak Ada Istirahatnya
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa Joko Widodo atau Jokowi bekerja keras dalam menjalankan tugas sebagai Presiden Indonesia.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa Joko Widodo atau Jokowi bekerja keras dalam menjalankan tugas sebagai Presiden Indonesia.
Jokowi Disebut Tidak Bisa Kerja, Prabowo: Saya Saksi Beliau Tidak Ada Istirahatnya
Karena itu, Prabowo menegaskan akan melanjutkan program yang sudah berjalan di era kepemimpinan Joko Widodo.
Hal itu ia sampaikan di depan ribuan pendukung dalam acara Temu Kader yang tergabung dalam Partai Koalisi pendukung pasangan Calon Presiden Prabowo-Gibran di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kamis (8/2).
Prabowo memuji komitmen Joko Widodo yang ingin mengelola kekayaan alam dengan maksimal agar tidak dijual murah.
Beragam program pembangunan dalam 10 tahun terakhir ini pun berdampak pada perekonomian.
"Saudara-saudara sekalian, Prabowo-Gibran dengan Koalisi Indonesia Maju, kami bertekad melanjutkan semua landasan yang sudah dibangun oleh Presiden Joko Widodo. Kami akan melanjutkan semua yang sudah dirintis. Karena semua yang dirintis itu sangat-sangat bermanfaat bagi masa depan kita semua," jelas Prabowo.
"Pak Jokowi tegas, karena Pak Jokowi tidak mau mengizinkan kekayaan Indonesia diambil murah, beliau sekarang dijelek-jelekkan, saudara-saudara sekalian. Beliau diejek, beliau dibilang tidak bisa bekerja, saudara-saudara sekalian. Padahal saya, saya saksi beliau pekerja yang paling keras untuk rakyat Indonesia. Saya saksinya, beliau tidak ada istirahatnya, beliau tidak ada capeknya, luar biasa beliau itu," lanjutnya.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra itu mengimbau kepada semua pihak agar berbudi luhur, tidak menjelekkan para pemimpin, termasuk para pendahulu bangsa.
Ia juga mengingatkan dalam suasana persaingan kontestasi Pilpres, ekspresi dukungan tetap bisa dilakukan tanpa membumbuinya dengan fitnah hingga adu domba yang bisa membuat perpecahan.
Itu pula yang menjadi alasannya meminta maaf pada momen penutup debat Capres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu.
"Jangan suka menjelek-jelekkan orang lain, apalagi pemimpin kita. Saudara-saudara sekalian, saya selalu mengajak, mari kita berterima kasih, kita hormati, kita hormati Pak Jokowi. Kita hormati Bung Karno, kita hormati Pak Harto, kita hormati Pak Habibie, kita hormati Gus Dur, kita hormati Ibu Megawati, kita hormati Pak SBY, kita hormati Pak Jokowi Dodo," ujarnya.
"Tidak boleh menghina orang lain. Tidak boleh memfitnah orang lain. Tidak boleh adu domba. Jadi, Saudara-saudara, saya katakan, saya sama Mas Gibran dalam debat terakhir kami mengajak semuanya bersatu. Kami minta maaf kalau kami ada yang salah, kalau kami ada yang kurang baik kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," lanjutnya.
Diketahui, pernyataan mengenai Joko Widodo tidak bisa kerja ramai dibahas di media sosial bersumber dari potongan video Politisi PDIP Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok saat berdiskusi dengan dua peserta.
"Tapi presiden kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan. Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama Wali Kota? Terus Ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja?" ujar BTP.
"Nah makanya kita bisa berdebat itu, saya lebih tahu, makanya saya nggak enak ngomong depan umum. Tapi kalau ibu mau pilih Pak Prabowo pun itu hak ibu. Tapi saya mau sampaikan juga, tidak fair kalau kita pilih presiden bukan berdasarkan kemampuan kerja," dia melanjutkan.
Belakangan pria yang akrab disapa Ahok itu pun menyampaikan klarifikasi bahwa hal tersebut berhubungan dengan nawacita yang ditugaskan oleh PDIP.
"PDIP tugaskan untuk presiden kerjakan nawacita. Makanya aku rela dukung Jokowi walau ada Ma'ruf," kata Ahok.
"Kuncinya nawacita dan trisakti Bung Karno yang harus teruskan Jokowi 10 tahun adalah Ganjar," pungkasnya.