Mereka yang terdepak dari kepengurusan PDIP
"Wajar saja ada regenerasi di PDIP, sehingga tidak lagi orang lama yang selalu dipertahankan," kata Emrus Sihombing.
Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait dan Effendi Simbolon terpental dari kepengurusan DPP periode 2015-2020. Padahal, di kepengurusan sebelumnya mereka menjabat sebagai posisi strategis di partai banteng.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai itu sebagai sesuatu yang wajar dalam dinamika partai politik. Dirinya menganggap partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini sedang mengalami massa regenerasi.
-
Kapan Cinta Mega dipecat dari PDIP? Sekretaris DPD PDIP Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan, pemecatan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan DPP PDIP, Senin (14/8).
-
Mengapa Cinta Mega dipecat dari PDIP? PDIP telah memecat Cinta Mega usai ketahuan diduga main judi slot Politikus PDIP Cinta Mega akhirnya dipecat oleh partai, usai ketahuan diduga bermain judi online slot saat rapat paripurna bulan lalu.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
"Wajar saja ada regenerasi di PDIP, sehingga tidak lagi orang lama yang selalu dipertahankan. Menurut saya ini proses perjalanan PDIP untuk ke depannya," ujar Emrus saat dihubungi, Sabtu (11/4).
Menurutnya, regenerasi di tubuh PDIP juga membuat tokoh senior Pramono Anung tak memperoleh tempat. Namun, dia beranggapan Maruarar Sirait dan Pramono Anung dipersiapkan menjadi menteri ke depan.
"Karena banyak menteri-menteri sekarang banyak yang tidak produktif. Tidak baik dan tidak jalan menteri-menteri sekarang, kalau udah masalah ini yang salah bukan Pak Jokowi, tapi mereka karena kurang koordinatif," ujarnya.
Lanjut dia, kedua orang itu cepat atau lambat bakal masuk ke dalam kabinet Jokowi. Mereka diharapkan dapat menggantikan menteri yang kapasitas dan kinerjanya dinilai buruk.
"Secara pribadi menurut saya, Ara dan Pram memiliki potensi untuk dipersiapkan menjadi menteri yang akan datang, karena mereka luar biasa dalam rangka kompetensinya. Seseorang itu punya konsep suatu pemikiran yg luas apabila dia mampu mengatasi masalah atau memberikan masukan terhadap masalah yang ada, dan menurut saya Ara dan Pram luar biasa dalam hal itu. Jadi masuk kembalinya mereka dalam DPP PDIP itu hal yang baik, mungkin mereka nantinya juga bisa menjadi kabinet Jokowi yang akan datang," ucapnya.
Dia juga menilai masa depan Effendi Simbolon tak bakal secemerlang kedua koleganya. Persoalannya, Effendi Simbolon adalah pribadi yang sulit diatur.
"Saya tidak terlalu paham dengan Effendi, dirinya tipikal krasak-krusuk, tidak teratur dan tidak sistematis. Beda dengan Ara yang pemikirannya tajam dan terstruktur," tutupnya.
Baca juga:
Pesan keras Mega ke kader PDIP setelah kembali jadi ketum
Menebak maksud kemarahan Mega soal 'petugas partai'
Megawati dinilai khilaf tunjuk Puan jadi pengurus DPP PDIP
PDIP: Pidato Mega agar Jokowi taat konstitusi bukan dengar pembisik
Kader terlibat korupsi, PDIP dapat kehilangan kepercayaan rakyat