Munas NU diminta bahas tokoh muda jadi presiden atau wakil presiden di Pilpres 2019
Muhammad menjelaskan, Presiden dan Wakil Presiden bukan hanya kepala negara dan pemerintahan tetapi juga simbol dan wajah terdepan Republik ini. Untuk itu, GENMNU mengusulkan dan meminta agar dalam formasi kepemimpinan di 2019 ada tokoh NU yang menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.
Generasi Milennial Nahdlatul Ulama (GENMNU) mendesak agar ada kader NU yang berpartisipasi dalam Pilpres 2019 mendatang. Untuk itu mereka meminta agar Musyawarah Nasional (Munas) alim ulama dan konbes Nadlatul Ulama (NU) 2017 di Lombok mendorong untuk membahas satu tokoh muda dalam kepemimpinan nasional.
Koordinator Provinsi GENMNU Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Akbar Jadi mengatakan, NU harus berani mengajukan kadernya untuk menjadi pemimpin bangsa ini.
"Munas NU harus berani bersatu untuk mendorong Tokoh muda NU menjadi Presiden atau Wakil Presiden pada Pemilu 2019. Alim Ulama NU juga harus berani bersatu mendorong tokoh muda jadi Gubernur dan Bupati pada pilkada serentak 2018," katanya seperti dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/11).
Dia mengungkapkan, masyarakat yang plural masih rawan dengan potensi gesekan antar keyakinan dan pemikiran. Melihat kenyataan itu, maka dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dalam komitmen dan penegakan aturan. Harapannya agar prinsip-prinsip kebangsaan dan kesejahteraan tetap menjadi prioritas kebijakan.
"Kami meyakini NU-lah yang sedang dan harus mengambil peran ini," tegasnya.
Muhammad menjelaskan, Presiden dan Wakil Presiden bukan hanya kepala negara dan pemerintahan tetapi juga simbol dan wajah terdepan Republik ini. Untuk itu, GENMNU mengusulkan dan meminta agar dalam formasi kepemimpinan di 2019 ada tokoh NU yang menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.
"NU yang berkarakter ramah, lembut dan persuasif, harus menjadi bagian dari wajah itu. Apalagi NU adalah juga wajah dari mayoritas rakyat Indonesia yang 80 persennya beragama Islam," tutupnya.