NasDem senang bakal ada koalisi besar buat lawan Ahok
Hadirnya penantang Ahok di Pilgub, menurutnya, akan menjaga iklim demokrasi berjalan baik.
Tiga partai yakni Hanura, NasDem dan Golkar menyatakan siap mengawal bakal calon incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuju DKI 1. Partai-partai di luar pendukung Ahok pun mencari strategi dan calon lain untuk menantang Ahok.
Tampaknya, koalisi besar partai non-Ahok akan segera terbentuk. Sinyal kuat dibentuknya koalisi mulai digaungkan. Sebut saja, PDIP DKI dan PKB DKI mengaku telah sepakat untuk membentuk koalisi besar di Pilkada DKI mendatang.
PAN dan PPP dalam beberapa kesempatan juga sudah memastikan tidak akan bergabung dengan partai-partai yang telah mengusung Ahok. Ada pula Gerindra yang rajin melakukan safari politiknya ke beberapa partai. Bahkan, Gerindra menyebut koalisi dengan PDIP akan dimatangkan pekan depan.
Politisi NasDem Taufiqulhadi mengatakan pihaknya tidak menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi wacana koalisi besar itu. Justru dia menyambut baik bila ada partai-partai bersatu mencari calon penantang Ahok.
"Tidak ada (strategi), itu kan sesuatu yang biasa. Yang justru yg kita khawatirkan adalah tidak ada pasangan calon lain selain pasangan yang muncul selain Pak Ahok, hanya ada pasangan tunggal," kata Taufiq kepada merdeka.com, Rabu (3/8).
"Tapi kalau sekarang ini ada banyak pasangan muncul ya saya justru menyambut gembira, tidak ada masalah apa pun," sambungnya.
Hadirnya penantang Ahok di Pilgub, menurutnya, akan menjaga iklim demokrasi berjalan baik. Kesiapan yang akan dilakukan parpol pendukung adalah mensosialisasikan buah kerja apik Ahok selama memimpin Jakarta. Atau dengan kata lain, adalah adu program, visi dan konsep andalan kandidat cagub.
"Strateginya kan tidak aneh-aneh, yang paling penting adalah kita memperkenalkan apa yang telah dilakukan oleh Pak Ahok sekarang. Tentu masyarakat akan menilai sendiri apakah benar atau tidak hal tersebut, adu program," jelas dia.
Taufiq menjabarkan beberapa kinerja Ahok yang dianggapnya berhasil. Semisal, relokasi dan revitalisasi kawasan prostitusi Kalijodo, Jakarta Utara. Selama diurus Suami Veronica Tan itu, kawasan yang terkenal dengan bisnis lendir itu menjadi lebih rapih dan bebas dari penyakit masyarakat.
"Misal begini, saya beritahukan salah satu adalah bagaimana Pak Ahok memindahkan apa yang disebut dengan daerah yang susah sekali diatur yang disebut Kalijodo. Nah sekarang ini daerah tersebut menjadi bersih dan wilayah tersebut kemudian menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) kemudian tidak ada lagi tempat maksiat seperti itu," tuturnya.
Pencapaian lain era Ahok, lanjutnya, adalah kembalinya sejumlah aset daerah yang terlepas dari tangan Pemprov DKI. Sekaligus memberantas mafia dan oknum-oknum PNS nakal yang menjual aset-aset DKI ke pihak lain.
"Dan kedua Pak Ahok ini adalah tanah-tanah yang dulu menjadi dilepas secara liar, sekarang dikejar kembali menjadi aset negara. Yang dulu dijual sesuka hati oleh lurah-lurah tertentu tanpa surat enggak jelas. Nah sekarang dikejar kembali oleh Pak Ahok," tambah Taufiq.
Atas pencapaian itu, Taufiq mengaku partai pendukung tak bergeming dengan calon-calon yang akan dimunculkan. NasDem, akan menyerahkan penilaian dan sikap dukungan kepada masyarakat.
"Menurut saya ya kita tunjukkan hal tersebut ke masyarakat. Nanti masyarakat lah yang menilai," tutup Anggota Komisi III DPR RI ini.