Negara disebut ugal-ugalan, Djarot sindir Prabowo tak pernah ada di pemerintahan
Dia menegaskan, Prabowo hanya mempunyai pengalaman saat berseragam TNI saja. Selepasnya, tidak pernah menduduki posisi apapun sehingga tak mengetahui dinamika yang ada dalam pemerintahan.
Melalui akun Facebook, Calon Presiden Prabowo Subianto menjelaskan slogan 'Make Indonesia Great Again'. Bukan hanya itu, dia juga mengkritik Jokowi-Jusuf Kalla ugal-ugalan dalam mengelola pemerintahan.
Politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat, mengatakan wajar karena Prabowo tak punya pengalaman memerintah.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Prabowo Subianto dalam Upacara HUT Polri? Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto hadir dalam upacara HUT Polri ke-78, Senin kemarin.
"Ya maklum. Karena Pak Prabowo kan belum pernah punya pengalaman di Pemerintahan. Jadi dimaklumi," ucap Djarot di Posko Cemara, Jakarta, Selasa (16/10).
Dia menegaskan, Prabowo hanya mempunyai pengalaman saat berseragam TNI saja. Selepasnya, tidak pernah menduduki posisi apapun sehingga tak mengetahui dinamika yang ada dalam pemerintahan.
"Beliau kan pernah di militer doang, tapi belum pernah memimpin di Wali Kota. Misalnya, Gubernur, kan belum pernah sama sekali. Sehingga kalau belum memahami dinamika yang ada di birokrasi, ya harap maklum," jelas Djarot.
Sebelumnya, Prabowo menuliskan pemikirannya di akun Facebook. Salah satunya mengkritik pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.
Di era reformasi, kita percaya demokrasi bisa menjadi sarana untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Masa transisi kita lalui di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Sukarno Putri. Sementara perubahan-perubahan mulai kita rasakan pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perubahan-perubahan itu sebagian kita rasakan dengan cepat, sebagian lainnya terus tumbuh dan berproses.
Para pendahulu kita mampu meninggalkan jejak perubahan untuk Indonesia karena mereka membawa karakter kepemimpinan yang sama yaitu: kepemimpinan yang kuat, kepastian hukum dan harmonisnya hubungan antar lembaga negara. Sesuatu hal yang langka kita temukan sekarang.
Empat tahun terakhir kita melihat bagaimana sebuah keputusan bisa dengan mudah direvisi atau dibatalkan tanpa memikirkan dampak hingga rakyat bawah. Hukum menjadi alat tawar menawar politik tanpa pernah mempedulikan rasa keadilan. Dan kita terus menyaksikan bagaimana riuhnya kabinet kerja, akibat saling tuding antar kementerian dan lembaga negara. Perlahan-lahan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan dalam mengelola negara.
Sekarang, saudara sekalian-sekalian, kenapa terdengar nada-nada sumbang yang ketakutan terhadap gagasan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Kenapa bergema nada-nada khawatir dari keinginan untuk mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya, menjadikan Indonesia untuk orang Indonesia.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Gerindra: Tak ada kekayaan perusahaan keluarga Prabowo disimpan di luar negeri
Demokrat tak bakal sanksi Andi Arief lantaran kritik Prabowo
Prabowo jelaskan 'Make Indonesia Great Again' bukan tiru Donald Trump
Gaya kampanye PKS: Diserang kubu Jokowi, tak dibela koalisi Prabowo
Jawaban Gerindra saat Prabowo dinilai Demokrat terkesan malas kampanye