PAN belum dapat jatah menteri, Golkar sudah ngantre
Idrus Marham berjanji bahwa Partai Golkar tak akan mengintervensi Presiden Jokowi
Setelah Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, yang dulu sama-sama bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP), akhirnya menyatakan mendukung pemerintah. Sikap Golkar ini disampaikan dalam Munaslub, setelah partai beringin memilih Setya Novanto sebagai ketua umumnya.
Dalam politik, tentu tidak ada 'makan siang' gratis. Tak bisa dipungkiri, kursi kabinet adalah yang paling diharapkan para partai pendukung 'kesiangan’ ini, kendati kepada publik mereka menyatakan mendukung tanpa syarat.
Nah, soal kursi menteri ini, PAN yang sudah menyatakan diri bergabung pemerintah sejak September 2015 saja belum mendapatkannya, kini Golkar yang baru kemarin deklarasi sudah mengantre.
Sikap ini disampaikan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham yang menegaskan kader Golkar siap masuk ke Kabinet Kerja.
"Ya itu kalau diberikan kepercayaan, kader Golkar siap," ujar Idrus ujar bertemu dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/5) kemarin.
Idrus kembali menegaskan bahwa urusan bongkar pasang kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. Dia berjanji bahwa partainya tak akan mengintervensi Presiden Jokowi.
"Kalau diajak masuk Alhamdulillah, tidak masuk juga Alhamdulillah. Tapi tidak mengurangi peran-peran strategis dalam memacu pembangunan bersama pemerintah," ujarnya.
Kesiapan yang sama juga pernah disampaikan petinggi PAN. Namun, untuk mengakomodir semuanya tentu Presiden Jokowi harus melakukan perombakan (reshuffle) kabinet.
Kalau sudah 2 partai yang mengantre jatah kursi menteri, lalu siapa yang akan diganti?