Pasang Surut Hubungan Prabowo dan PKS di Kancah Politik Indonesia
Hubungan PKS dan Gerindra mengalami pasang surut terutama setelah Prabowo merapat ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin.
Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto dengan elit Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menguatkan sinyal koalisi dua partai politik tersebut. Sinyal kuat PKS masuk kabinet Prabowo-Gibran itu diutarakan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri usai bertemu Prabowo di kediaman mantan Danjen Kopassus, di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (11/10).
Salim mengatakan PKS siap membantu pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029. Alasannya menurut Salim, Indonesia di masa yang akan datang akan mengalami berbagai banyak tantangan khususnya tantangan dari luar negeri. Namun masalah itu tidak bisa diselesaikan oleh seluurh komponen bangsa.
Salim lantas menyinggung permasalahan yang dialami seperti Rusia, Ukraina bahkan agresi Zionis Israel kepada bangsa Palestina yang pada akhirnya memiliki dampak besar bagi negara dari belahan dunia lain. Dia menilai Prabowo mampu mengatasi permasalah tersebut.
"Saya melihat dari perjalanan panjang, Bapak Prabowo Subianto mampu untuk menjadi pemimpin leader di kawasan ini," kata Salim.
Pernyataan Salim tersebut disambut Prabowo. Menurut Menteri Pertanahan (Menhan) tersebut, PKS merupakan kawan lama yang sebenarnya masih terus berkomunikasi meski berseberangan di Pilpres 2024. Prabowo kemudian melontarkan pantun sekutu tapi tak segajah mengenang masa lalu hubungan dengan PKS.
“Ini mengingatkan kita masa-masa dahulu, kita juga mulai kerja sama politik kita. Katakanlah persekutuan kita mulai dari Kertanegara sekian tahun yang lalu, 2014. Jadi kita dulu bukan sekutu, tapi segajah,” tutur Prabowo.
Hubungan PKS dengan Prabowo di kancah politik Indonesia memang mengalami pasang surut. Terutama setelah Prabowo merapat ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin.
Kendati sempat berseberangan pada Pilpres 2024, PKS bisa dibilang mempunyai tempat khusus di hati Prabowo. Mengingat, partai berlambang bulan sabit dan padi itu menjadi teman setia berkoalisi mendukung Prabowo saat mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2014 dan 2019 melawan Jokowi.
Dua kali pemilu, koalisi Gerindra dan PKS selalu kalah. Hingga akhirnya, Prabowo memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah Jokowi. Pemenang Pemilu 2019. Sementara PKS, bersikukuh pada pendiriannya untuk tetap berada di pihak oposisi PDI Perjuangan, sebagai partai penguasa.
Pemilu 2024, PKS menutup diri mendukung Prabowo sebagai Capres untuk ketiga kalinya. PKS memilih mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Namun Anies yang dijagokan PKS tumbang dengan Prabowo.
Hubungan Prabowo dan PKS kini kembali rujuk. Bahkan Salim turut mengulas hubungan antara Gerinda dengan PKS yang cukup panjang, dalam, dan erat. Dia pun menggambarkannya dengan sebuah pantun.
“Tahu dilempar di Pantai Belawan, rame berterbangan burung merpati. Jauh sudah kami berjalan, namun hubungan yang indah tersebut tetap di hati kami,” kata dia.
Salim menegaskan PKS bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto. Kembali sebuah pantun dilontarkannya.
“Kalau tak ada kapal pinisi, analah sanggup kita arungi dunia. Kalaulah kami tidak berkoalisi, manalah sanggup majukan bangsa,” ujarnya.
Tidak mau kalah, Prabowo pun membalas pantun Salim Segaf dengan sebuah pantun yang dimaksudkan untuk seluruh jajaran PKS.
“Satu dua cempaka biru, tiga empat dalam jambangan. Kalau mendapat kawan baru, kawan lama dilupa jangan,” ungkap Prabowo disambut tawa.
Sinyal kuat PKS merapat koalisi Prabowo sebelumnya berulang kali dilontarkan elite Gerindra. Salah satunya Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Sebagai informasi, partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) di antaranya Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Demokrat, PSI, Partai Garuda, Gelora, Prima.
Bergabungnya partai di luar KIM berdampak terhadap jumlah kementerian di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Dasco sendiri tak menampik bahwa jumlah kabinet Prabowo-Gibran sekitar 46.
Namun menurut Dasco, penetapan sejumlah menteri yang akan masuk dalam daftar kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran masih digodok. Rencananya undangan akan sebark kepada calon menteri paling cepat besok. Proses undangan serta lokasi pertemuan itu belum bisa dipastikan apakah nantinya akan dilangsungkan secara terbuka.
"Tapi saya pikir cepat atau lambat kan ini dari tanggal 15 ke tanggal 20 pun ya mungkin belum tahulah nanti," kata Dasco di Kertanegara, Jumat (11/10).