PDIP 3 kali kalah Pilgub Sumut, Jabar dan Jatim: Buktinya menang Pileg 2014
PDIP 3 kali kalah Pilgub Sumut, Jabar dan Jatim: Buktinya menang Pileg 2014. Hasto mengatakan pihaknya melakukan evaluasi dan menguatkan konsolidasi di 151 kota dan kabupaten yang mana PDIP memenangkan 91 kepala daerah wali kota dan bupati. Sebab Pilkada ini berpengaruh sebagai batu loncatan di Pemilu dan Pilpres 2019.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kalah dalam hasil Pilgub di sejumlah provinsi yakni Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini menjadikan PDIP hattrick kekalahan di tiga provinsi itu.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi santai. Dia tak kecewa sebab PDIP menjadi partai pemenang Pemilu 2014 lalu. "Ya kalah menang kan biasa, buktinya kita menang di Pemilu legislatif (2014)," katanya di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/6).
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Meski demikian, Hasto mengatakan pihaknya melakukan evaluasi dan menguatkan konsolidasi di 151 kota dan kabupaten yang mana PDIP memenangkan 91 kepala daerah wali kota dan bupati. Sebab Pilkada ini berpengaruh sebagai batu loncatan di Pemilu dan Pilpres 2019.
"91 Daerah ini harus segera melakukan langkah konsolidasi sehingga nanti akan berdampak positif pada Pileg dan Pilpres. Karena kami percaya Pilkada serentak akan linier dengan Pileg dan Pilpres apabila yang dimenangkan adalah kader partai. Kalau itu mengambil dari luar ini tentu saja ada sebuah proses dinamis yang nanti harus kita lihat aspek aspek efektifitasnya dalam Pilkada," tuturnya.
Yang terpenting, lanjut dia, Pilkada 2018 merupakan tahap awal. Maka siapapun yang menang harus mendedikasikan bagi rakyat bagi bangsa dan negara. Dari situ, kata Hasto, kepemimpinan kepala daerah akan diukur, apakah janji kampanyenya benar-benar dijalankan dengan baik atau tidak.
PDIP juga tak kecewa dengan hasil pahit dalam hasil Quick Count lembaga survei. Karena daerah yang semula dipimpin oleh parpol lain beralih ke PDIP. Contohnya di provinsi Bali yang sebelumnya diisi Gubernur asal partai Demokrat yakni I Made Mangku Prastika keok oleh Wayan Koster asal PDIP.
"Yang kami catat dari Pilkada ini daerah daerah yang semula terlepas dari PDIP perjuangan itu kembali pangkuan PDIP dan dipimpin oleh kader kader PDI Perjuangan," tandas Hasto.
Baca juga:
Hitung cepat sementara KPU, Paslon nomor 2 mengungguli petahana di Pilgub Papua
Kemendagri bantah Pilbup Paniai ditunda karena faktor keamanan
Hattrick kalah di Sumut, Mega dan PDIP tak belajar dari Pilgub sebelumnya
Bawaslu Jateng: Di Temanggung dan Banyumas, pemilih rata-rata diberi Rp 20 ribu
Ini reaksi JK kotak kosong menang di Pilwalkot Makassar
Sumarsono minta warga Sulsel tak berlebihan rayakan kemenangan Pilkada