PDIP bantah sengaja buat 'drama' sebelum dukung Ahok
PDIP bantah ada 'drama' sebelum dukung Ahok. Sejumlah pengamat menilai pro kontra elite PDIP dalam mendukung Ahok hanyalah strategi politik yang dibuat-buat, sebelum akhirnya partai memutuskan mendukung calon petahana tersebut. Namun, hal ini dibantah oleh sejumlah politikus PDIP.
Sejumlah pengamat menilai pro kontra elite PDIP dalam mendukung Ahok hanyalah strategi politik yang dibuat-buat, sebelum akhirnya partai memutuskan mendukung calon petahana tersebut. Namun, hal ini dibantah oleh sejumlah politikus PDIP.
"Kalau pengamat menyebut ini fake (palsu), kami tidak punya reputasi untuk main 'drama'. Mungkin pengamat itu kurang umur dalam menganalisis PDI Perjuangan," kata politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari dalam pesan singkat, Rabu (21/9).
Eva menegaskan, pro kontra soal Ahok sebelum keputusan partai diambil adalah riil proses demokrasi internal di PDIP.
"Pro kontra dibuka ibu ketum, dibiarkan sampai tercapai equlibirium," kata Eva menambahkan pro-kontra yang diketahui publik ini justru proses pendewasaan partai.
Politikus PDIP yang lain, Maruarar Sirait, juga membantah bahwa pro-kontra terhadap Ahok hanyalah strategi politik yang direkayasa.
"Ini tidak manipulatif," kata Ara, sapaan akrabnya.
Ara, yang sejak awal mendukung Ahok, mengatakan pilihannya kepada calon petahana itu didasari idelogi dan keyakinan bahwa rakyat mendukung Ahok.
"Ahok telah memberi bukti kerja nyata kepada rakyat Jakarta," ujar Ara.
Belum lagi, kata Ara, hubungan Ahok dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga sangat baik.
"Ibu Mega memberi 'first cake' kepada Ahok saat ulang tahunnya ke-69, pada 23 Januari lalu. Ibu Mega juga memberi buku pertama saat saat peluncuran buku di Arsip Nasional," papar Ara.
"Saat Haul 3 tahun almarhum Pak Taufiq Kiemas, Ibu Mega juga ngobrol panjang dengan Ahok didampingi Presiden Jokowi," ujar Ara lagi.
Sebelumnya, pengamat komunikasi politik dari UIN Syarief Hidayatullah, Gun Gun Heryanto mengamati, perang urat saraf yang kerap terjadi antara elite PDIP dan Ahok hanya bagian dari strategi politik partai nasionalis tersebut di Pilgub DKI.
Menurut Gun Gun, ada kader PDIP yang memang sengaja diplot menyerang Ahok. Ada pula kader yang diminta membela Ahok.
"Kalau saya melihat kemarin, lebih kepada strategi planning PDIP, dibagi ini kan strategi ini dibagi menjadi high liner, soft liner. Ini hanya untuk daya tawar, komunikasi politik," kata Gun Gun saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (20/9).