PDIP sebut ada pihak ingin memecah belah koalisi Jokowi
PDIP sebut ada pihak ingin memecah belah koalisi Jokowi. Eriko menegaskan hubungan koalisi dengan Golkar terjalin baik. Dia mengatakan hubungan PDIP dengan partai koalisi, juga dengan Jokowi tidak akan terpengaruh oleh prasangka-prasangka demikian.
Wasekjen PDIP Eriko Sutarduga mengaku banyak pihak yang berusaha memecah koalisi pendukung Joko Widodo. Bahkan ada juga upaya memecah PDIP dengan Jokowi.
"Kami kan sudah lihat ini banyak pihak juga yang ingin memecah. Ingin memecah koalisi ini, bahkan ingin memecah hubungan PDIP dengan Pak Jokowi," ujar Eriko di kantor DPP PDIP, Jumat (29/6).
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Siapa yang menjadi presiden setelah PDIP menang di pemilu 2019? Seiring dengan kemenangan PDIP, Joko Widodo juga kembali terpilih sebagai presiden Indonesia untuk masa jabatan kedua.
Salah satu isu yang berhembus adalah Partai Golkar keluar koalisi dan bergabung dengan Partai Demokrat. Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan berharap pertemuan Jusuf Kalla dengan Susilo Bambang Yudhoyono membuka peluang terbentuk poros alternatif Golkar-Demokrat.
Eriko menegaskan hubungan koalisi dengan Golkar terjalin baik. Dia mengatakan hubungan PDIP dengan partai koalisi, juga dengan Jokowi tidak akan terpengaruh oleh prasangka-prasangka demikian.
"Bagi kami tidak akan terpengaruh upaya memecah belah hubungan di koalisi dan juga hubungan dengan Pak Jokowi dan PDIP," imbuhnya.
Dia berharap koalisi saat ini terus terjaga sampai mengantarkan Jokowi di 2019. Namun, PDIP pun tak bisa mempengaruhi strategi partai lain apabila memiliki pandangan berbeda.
"Kita harapkan, tetapi kita tidak menutup partai punya strategi lain. Kan boleh saja, tidak ada larangan berubah strategi itu tergantung masing-masing partai," kata dia.
Eriko menyebut upaya menggoncang hubungan PDIP dengan Golkar terjadi karena elektabilitas keduanya tinggi. Juga, ada yang ingin menarik Golkar karena memiliki kursi besar untuk melengkapi ambang batas pencalonan presiden.
"Ini yang mungkin supaya wajar sajalah ada yang ingin ambil porsi lebih besar inikan terkait elektoral threshold, parliamentary threshold," tutupnya.
Baca juga:
Pasca pilkada serentak, begini cara melawan Jokowi di Pilpres 2019
'Apa yang terjadi di Pilkada 2018 jadi gambaran peta politik di 2019'
Wasekjen bersyukur gubernur terpilih tak diusung PDIP tetap dukung Jokowi
Suara di Pilkada 2018 kalahkan PDIP, Golkar tetap serahkan cawapres ke Jokowi
Amien Rais sebut dari hasil pilkada rakyat ingin ganti presiden di 2019