PDIP sebut koalisi besar di Pilkada untuk menjaga stabilitas politik
PDIP tetap akan melakukan komunikasi dengan berbagai partai yang saat ini telah merapatkan barisan.
Kantor DPD PDIP DKI Jakarta kembali menerima kunjungan partai politik. Hari ini PDIP menerima Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kantornya Tebet, Jakarta Selatan.
Plt Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Bambang DH membantah pertemuannya dengan berbagai partai politik untuk membuat koalisi gemuk yang akan melawan petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Tidak gitu. Tahun 2015 menjelang pilkada ada keputusan MK bahwa calon tunggal pun tidak masalah. Dengan keputusan itu kecenderungan ke depan akan buat koalisi besar. Jadi mereka yang punya modal popularitas besar akan buat koalisi sebesar mungkin," tutur Bambang DH usai menerima kunjungan dari DPW PKB di Kantornya, Selasa (31/5).
Bambang menuturkan, alasan pembentukan koalisi besar mungkin berdasarkan pada adanya jaminan keterpilihan calon yang diusung. Setelah terpilih calon akan membentuk stabilitas politik. Sehingga semakin banyak yang kekuatan politik yang akan mendukung.
"Kecenderungannya tidak hanya di DKI loh, bisa di banyak tempat. Ini akibat langsung dari keputusan MK lalu. Karena ketidakhawatiran tidak ada lawan," kata Bambang.
Sementara itu saat disinggung bila petahana Basuki alias Ahok tidak maju sebagai calon gubernur, PDIP tetap akan melakukan komunikasi dengan berbagai partai yang saat ini telah merapatkan barisan.
"Saya tidak berandai-andai. Ini kan dinamis. Walaupun komunikasi tetap ada, kan kita terus ikuti dinamika yang ada. Karena DKI itu yang paling cepat dinamikanya. Nanti makin dekat, bisa bukan hanya bulanan mingguan bahkan harian bisa terjadi zigzag kita harus antisipasi berbagai kemungkinan," ujar Bambang.
"Tapi bagaimana platform perjuangan sama, misal kita sudah buat banyak komunikasi paling tidak ada pandangan yang sama dalam melakukan penguatan kepartaian kita. Ini yang saya pikir membuat kita optimis bahwa upaya-upaya untuk mengecilkan arti sebuah kekuatan politik bisa ditepis," tambah Bambang.
(mdk/hhw)