Perkuat Partai dan Jokowi-Ma'ruf, PPP Kampanyekan Tagline '01.10'
Perkuat Partai dan Jokowi-Ma'ruf, PPP Kampanyekan Tagline '01.10'. Rommy mengungkapkan PPP yang berada di bawah kepemimpinannya tengah berupaya mengejar ketertinggalannya untuk mengejar target masuk ke tiga besar parpol pemenang pemilu.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melakukan rebranding partai dan cara berkampanye. Rebranding partai ini dianggap perlu dilakukan guna mengejar PPP masuk ke tiga besar partai politik (parpol) pemenang Pemilu 2019.
Rebranding partai ini disampaikan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy atau Rommy saat acara Santiaji Caleg untuk wilayah DIY di Sleman, Minggu (24/2) malam. Selain menguatkan partai, rebranding juga akan menguatkan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin yang diusung PPP di Pilpres 2019.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
"Kita mengadakan acara Santiaji Caleg untuk memperkuat brand '01.10'. Jadi pemenangan Jokowi-Amin (01) dan kedua pemenangan partai persatuan pembangunan (10). Maka taglinenya '01.10'," ujar Rommy.
Rommy mengungkapkan PPP yang berada di bawah kepemimpinannya tengah berupaya mengejar ketertinggalannya untuk mengejar target masuk ke tiga besar parpol pemenang pemilu. Sejumlah langkah pun akan diambil oleh PPP guna meraih target tersebut.
Rommy pun meminta kepada kader-kader PPP untuk melakukan kampanye door to door. Kampanye door to door ini dinilai Rommy lebih efektif untuk meraup suara dan mendekati konstituen.
Rommy pun meminta cara-cara berkampanye PPP yang dianggap sebagai partainya milik orang tua musti bergeser ke cara-cara milenial. Rommy mencontohkan bisa dengan membuat festival-festival musik untuk mendekati generasi milenial.
"Saya meminta mereka melakukan rebranding cara kampanye. Tapi juga rebranding PPP. PPP itu bukan partai miliknya orang tua tapi partainya anak muda atau milenial," ungkap Rommy.
Rommy pun meminta kepada para kader dan caleg PPP untuk memassifkan penggunaan medsos. Dengan aktif bermedsos, para caleg dan kader ini bisa lebih efektif mendekati dan menyapa konstituennya.
"Saya tadi menyampaikan medsos sudah dipakai orang setengah dunia lebih. Jika caleg tak punya medsos akan jadi persoalan. Mereka akan ditinggal separuh konstituennya. Saya minta mereka aktif bersosial media minimal lewat fb dan ig. FB dan ig banyak digunakan. Minimal meningkatkan popularitas dulu. Dari popularitas nanti konstituen akan mendekati," tutup Rommy.
Dalam kesempatan itu, Rommy juga menilai ajakan untuk golput atau tidak memilih di Pemilu 2019 tidak efektif. Hal ini dilihat Rommy berdasarkan menurunnya angka golput dari setiap penyelenggaraan pemilu.
"Saya melihat ajakan golput tidak efektif. Kalau kita lihat Golput di 2014, kan 75,2 persen adalah tingkat partisipasinya golputnya berarti 24,8 persen. Angka itu turun dibandingkan angka golput tahun 2009," ujar Rommy.
"2009 golputnya sampai 30 persen. Kemarin kan tinggal 24,8 persen artinya ajakan golput ini tidak akan efektif," sambung Rommy.
Rommy pun menilai kondisi masyarakat yang saat ini semakin pragmatis dinilainya akan menjadi faktor tersendiri. Sedangkan tawaran money politik dari para caleg banyak terjadi di masyarakat.
"Jujur saja saya melihat masyarakat semakin pragmatis. Ketemu kebutuhan dengan caleg-caleg dari partai2 untuk bisa duduk apa saja dilakoni termasuk bayar. Ajakan golput jadi tidak efektif, wong golput ora ngenehi opo-opo (tidak memberikan apa-apa). Sementara caleg ngenehi (memberi) duit. Sehingga ajakan golput jadi tidak efektif," papar Rommy.
Rommy menambahkan kontestasi Pilpres 2019 yang kembali hanya diikuti oleh dua paslon juga membuat golput tak lagi dominan. Rivalitas dan polarisasi dari dua paslon ini berdampak pada gairah masyarakat untuk ikut mencoblos meningkat.
"Gairah masyarakat hari ini dengan kontestasi pilpres dua kutub lebih tinggi. Karena selalu kalau dua kutub itu muncul rivalitas. Secara politik memang tidak menyenangkan karena kemudian membelah bangsa ini tetapi realitasnya memang yang maju hanya dua. Sekali lagi adanya rivalitas ini akan membuat golput tidak dominan. Kecuali kalau pasangan yang maju tiga atau lebih golput akan meningkat," tutup Rommy.
Baca juga:
Ketum PPP: Brand 212 Semakin Menurun, Tinggal Gerindra & PKS
Rommy Ajak Kiai dan Ulama Turun Gunung Tangkal Hoaks
Humphrey Djemat Sayangkan Jokowi Serang Personal Prabowo di Debat Kedua
Ketum PPP Sebut Jokowi Akan Sampaikan Fakta dan Angkat Saat Debat Capres
Ketum PPP Sebut Puisi Fadli Zon Bikin Solid Santri Dukung Jokowi
Sekjen PPP Sebut Ahok Tidak Mungkin Masuk TKN Jokowi-Ma'ruf