Perludem Soroti Dua Aspek Masalah Pemilu Serentak 2019
Peneliti Perludem sekaligus penyusun buku Evaluasi Pemilu Serentak 2019, Heroik Mustaqien Pratama, mengatakan bahwa ada tujuh pemetaan masalah yang terjadi pada Pemilu serentak. Tujuh pemetaan masalah itu kemudian dibagi menjadi dua aspek; masalah sistem dan masalah murni manajemen.
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) meluncurkan sebuah buku mengenai Evaluasi Pemilu Serentak 2019. Buku setebal 125 halaman itu memuat sejumlah kritisi dan pemetaan masalah dalam pelaksanaan pemilu 2019.
Peneliti Perludem sekaligus penyusun buku Evaluasi Pemilu Serentak 2019, Heroik Mustaqien Pratama, mengatakan bahwa ada tujuh pemetaan masalah yang terjadi pada Pemilu serentak. Tujuh pemetaan masalah itu kemudian dibagi menjadi dua aspek; masalah sistem dan masalah murni manajemen.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Bagaimana pelaksanaan Pemilu 2024 di Jakarta Timur dibandingkan dengan Pemilu 2019? Tedi mengatakan penghitungan di tempat pemungutan suara (TPS), rekapitulasi Tingkat kecamatan, kota, dan provinsi berjalan lancar. Tedi mengungkap pada Pemilu 2019, KPU Kota Administrasi Jakarta Timur, dua kali mendapatkan teguran dari KPU RI. Namun, hal itu berbeda dengan pelaksanaan pada Pemilu 2024.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
"Masalah yang muncul dari sistem karena penggabungan Pemilu DPR dan Pemilu DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota sehingga memecah konsentrasi kepentingan nasional dan lokal," ujarnya di Jakarta, Minggu (2/2).
Selain itu, imbuh Heroik, masalah yang ditimbulkan dalam sistem pemilu serentak 2019 karena daerah pemilihan yang amat besar, 3-10 untuk DPR dan 3-12 untuk DPRD. Imbasnya membuat peserta pemilu sangat riuh dan membingungkan. "Lalu dipertahankannya ambang batas pencalonan presiden berdasarkan perolehan kursi di DPR," kata Heroik.
Adanya ambang batas cukup besar diakui Heroik menimbulkan efek secara psikis. Dari masalah ini pula menurutnya sebagai pemicu polarisasi sangat kentara di tengah-tengah masyarakat. "Semua masalah ini yang membuat pemilu Indonesia bersifat unmanageable secara sistemik," tukasnya.
Aspek Manajemen
Sementara dari aspek manajemen memuat empat pemetaan masalah berdasarkan yakni; rekrutmen petugas TPS yang tidak dioptimalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan bimbingan teknis tidak mencukupi, pemungutan suara lebih memprioritaskan layanan kepada pemilih ketimbang petugas TPS.
Kemudian, paradigma manajemen pemilu yang sentralistik dalam penanganan sengketa pemilu dan pengadaan logistik tanpa mempertimbangkan kesiapan baik fisik ataupun teknis petugas di lapangan.
Keempat, penerapan teknologi bersifat manual. Menurut Heroik, hal ini justru menurunkan kualitas pemilu yang transparan dan akuntabel.
(mdk/bim)