Pertemuan 4 parpol pendukung Ahok-Djarot bahas tim pemenangan batal
Pertemuan 4 parpol pendukung Ahok-Djarot bahas tim pemenangan batal. Suding menyebut pertemuan itu salah satunya membahas pergantian ketua timses sebelumnya yang dijabat oleh Nusron Wahid. Struktur tim pemenangan yang diisi Hanura, NasDem dan Golkar kemungkinan akan disusun ulang menyusul masuknya PDIP.
Empat partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dijadwalkan menggelar pertemuan membahas susunan tim gabungan pemenangan Ahok-Djarot yang baru. Sinyal perombakan timses bergulir usai PDIP menyatakan dukungan kepada Ahok.
Ketua DPP Partai Hanura Sarifuddin Suding mengonfirmasi pertemuan tersebut ditunda. Sebab, keempat partai memiliki agenda internal masing-masing. Empat partai, katanya sepakat mengatur ulang waktu pertemuan. Kemungkinan, parpol pendukung Ahok akan bertemu besok atau lusa.
"Enggak jadi hari ini. Terjadi penundaan karena masing-masing partai pengusung masih ada agenda di internal masing-masing. Sehingga disepakati satu atau dua hari ini, paling lambat hari Kamis," kata Suding saat dihubungi, Selasa (27/9).
Suding menyebut pertemuan itu salah satunya membahas pergantian ketua timses sebelumnya yang dijabat oleh Nusron Wahid. Struktur tim pemenangan yang diisi Hanura, NasDem dan Golkar kemungkinan akan disusun ulang menyusul masuknya PDIP ke kubu Ahok.
"Ketua akan mengalami perubahan. Itu nanti akan dibicarakan di tim pengusung," tegasnya.
Sementara, Posisi Ketua Tim Pemenangan Ahok dan Djarot di Pilgub DKI 2017 menjadi panas setelah PDI Perjuangan menyatakan menjadi pengusung utama dan menginginkan posisi yang dijabat oleh Politisi Golkar Nusron Wahid.
Ketua Koordinator Bidang Polhukam Partai Golkar Yorrys Raweyai menjelaskan posisi Tim Pemenangan yang dijabat oleh Nusron Wahid merupakan posisi sementara. Dia menjelaskan posisi tersebut akan kembali diubah seiring menunggu kepastian dari PDIP akan ikut mengusung Ahok di Pilgub DKI.
Dia menjelaskan struktur tim pemenangan pada awalnya dibentuk bukan secara formal. Namun, hanya untuk masa transisi sembari menunggu kehadiran PDIP untuk bergabung dengan tiga partai yang telah terlebih dahulu bersatu mengusung Ahok, yaitu Partai Golkar, Hanura dan NasDem.
"Waktu itu bicara siapa sih yang mau jadi koordinator transisi. Karena nggak ada bentuk struktur formal itu nggak ada," kata Yorrys di sela-sela Pertemuan Nasional I Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar di Jakarta, Selasa (27/9).
Lebih jauh, Yorrys menjelaskan dengan telah kepastiannya PDIP bergabung, maka posisi Nusron Wahid otomatis akan diganti atau Nusron Wahid harus mundur, sehingga bukan berarti 'dilengserkan' oleh PDIP yang menginginkan posisi tersebut.
"Jadi Nusron transisi mengantar saja. Setelah PDIP masuk memasuki tanggal 4 harus mundur Nusron-nya bukan lengser. Jadi sudah habis transisinya," katanya.