Pesan Mega ke Ahok-Djarot: Ikut saya mudah, taat aturan dan beretika
Pesan Mega ke Ahok-Djarot: Ikut saya mudah, taat aturan dan beretika. Sebagai ketua umum, Mega sangat berhati-hati memutuskan seseorang untuk menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin, kata Mega, harus bisa membawa kepemimpinannya tanpa SARA.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyampaikan sepatah dua patah kata sebelum mengantarkan pasangan calon kepala daerah Pilgub DKI, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat ke KPU DKI. Mega didampingi Ahok, sapaan Basuki, dan Djarot.
"Dari dulu saya udah bilang ada waktunya. Ini adalah peristiwa, sebenarnya orang mau ikuti saya mudah. Saya ini taat aturan. Prinsip itu bukan permainan, harus beretika," tegas Mega yang mengenakan baju hitam di lobi gedung DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (21/9).
Sebelum PDIP bersikap, Mega menyadari banyak sekali kabar berembus seputar Pilgub DKI. Meluruskan semua kabar sumir itu, kata Mega, PDIP rapat dan mengeluarkan keputusan Senin malam.
"Kami rapat di DPD, saya minta ini, ini hak prerogatif saya. Saya sebagai ketum PDIP, memberitahukan jajaran dan meneruskan instruksi tersebut pada jajaran bawah dan itu juga ke legislatif yang ada di DPR sampai tingkat bawah dengan mereka yang ada di eksekutif, untuk memberitahu keputusan ketum mengusung Pak Ahok dan Djarot sebagai nantinya calon yang akan bertarung di DKI itu," tambahnya.
Ditegaskannya, sebagai ketua umum dirinya harus sangat berhati-hati memutuskan seseorang untuk menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin, kata Mega, harus bisa membawa kepemimpinannya tanpa menyinggung soal SARA.
"Sebenarnya kalau mau milih pemimpin dia seharusnya orang yang akan didukung rakyat. Orang ini punya rasa kebangsaan, nasionalisme, PDIP ideologinya adalah Pancasila, sehingga tidak ada lagi perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika. Kami ingin mencari seseorang pemimpin daerah tanpa menimbulkan adanya SARA," sambung Mega.
"Kita negara yang luar biasa. Hari ini simbolis dari 101 yang sekarang sudah ditugaskan ke KPU DKI, saya yakin akan pergi dampingi dua calon ini. Yang mewakili ketua DPD Jakarta dan ketua DPRD dari fraksi PDIP," pungkasnya.
Baca juga:
DPD Golkar DKI klaim tak ada lagi yang menjegal Ahok-Djarot
Malam ini, Demokrat umumkan calon gubernur di Pilgub DKI
Pilgub DKI, Ahok-Djarot berseragam kotak-kotak
Suasana saat Ahok dan Djarot jemput Mega di DPP PDIP
Pendukung Ahok dan Djarot mulai banjiri KPU DKI
Daftar ke KPU, Ahok gunakan fasilitas live streaming di Facebook
Tiba di DPP PDIP, Ahok-Djarot diteriaki 'DKI milik Ahok dan DJarot'
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.