Petinggi Demokrat: Kampanye Akbar Prabowo-Sandiaga Berhasil, Tidak Eksklusif
Ketua Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsuddin menilai, kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di GBK, Senayan, Minggu (7/4) berjalan sukses. Meskipun awalnya, sang ketua umum Demokrat SBY tak setuju konsep kampanye akbar.
Ketua Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsuddin menilai, kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di GBK, Senayan, Minggu (7/4) berjalan sukses. Meskipun awalnya, sang ketua umum Demokrat SBY tak setuju konsep kampanye akbar.
Amir mengatakan, surat SBY kepada dirinya dan Syarief Hasan serta Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan untuk mencegah terjadinya polarisasi di antara rakyat Indonesia karena pertarungan Pilpres 2019. Dia menjelaskan, SBY tak ingin kampanye akbar berjalan eksklusif hanya untuk kelompok tertentu saja.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
Amir mengaku tak tahu konsep dasar kampanye akbar Prabowo-Sandi sehingga diprotes oleh SBY. Tapi, dia merasa, pesan SBY itu sebagai pengingat, bukan berarti awalnya dalam kampanye akbar, Prabowo-Sandi tak melibatkan tokoh lintas agama.
"Ini sebagai pengingat, karena selama ini tidak pernah terpublikasi rencana atau ada tidaknya saudara kita dari golongan minoritas (di dalam kampanye Prabowo-Sandi), jadi ini bukan tidak ada dilibatkan, tapi itu sebagai pengingat, kata eksklusifisme yang kita cegah, Alhamdulillah itu diwujudkan," jelas Amir saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (7/4).
Amir belum berkomunikasi lagi dengan SBY setelah kampanye akbar Prabowo-Sandi dilakukan. Dia tak tahu SBY puas atau tidak melihat kampanye pagi tadi.
Tapi secara pribadi dia menilai, kampanye akbar Prabowo-Sandiaga sukses. Menurut dia, Prabowo mampu menetralisir kekhawatiran terbelahnya rakyat Indonesia dengan melibatkan tokoh lintas agama dalam kampanye tadi.
"Saya belum berkomunikasi lagi (dengan SBY), tapi kalau saya sendiri melihat saya kira rata-rata perasaan kita sebagai manusia yang wajar saya kira kita bisa menerima itu sebagai satu kampanye akbar yang telah berhasil tidak eksklusif dan tetap menjaga keutuhan bangsa kita," tambah Amir.
Terkait dengan kampanye akbar yang di awali dengan Salat Subuh berjemaah, Amir melihat hal itu wajar. Sebab, kampanye dimulai pada Pukul 07.00 WIB sehingga masyarakat datang sebelum subuh untuk mengisi luasnya GBK.
"Karena untuk mengisi GBK memerlukan waktu, kampanye dengan banyak orang berada di lokasi saat kewajiban salat Subuh bukan bagian kampanye, tapi kewajiban umat Islam untuk melakukan. Jadi enggak usah dicampuradukan kewajiban ibadah, dengan kampanye ya. Kampanye dimulai jam 7 sampai jam 9 bubar karena diberikan waktu sampai jam 10, masuk mulai sebelum subuh, itu karena lokasi GBK besar tentu mengisi setiap kursi sudut terisi dengan baik tentu memerlukan waktu," kata Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat tersebut.
Sekali lagi, Amir menegaskan, surat SBY tersebut hanya sebagai pengingat agar kampanye akbar Prabowo-Sandiaga tak meruncing terbelahnya rakyat Indonesia hanya karena Pilpres 2019. Sebab, nuansa itu sudah terasa beberapa hari sebelum Prabowo-Sandi menggelar kampanye akbar.
"Saya kira sangat baiklah dengan pengalaman seorang SBY melihat bahwa tidak ada keadaan potensi keterbelahan seperti yang kita rasakan saya ini dua kali beliau jadi presiden semua berjalan baik-baik saja, potensi keterbelahan relatif tidak ada yang kita khawatirkan, keterbelahan muncul karena adanya ciri-ciri dari kampanye yang eksklusif dan membuka terbuka dan menganga keterbelahan itu," tutup Amir.
Baca juga:
SBY Surati Petinggi Demokrat, Tak Setuju Konsep Kampanye Akbar Prabowo-Sandi
Benarkan soal Surat, Demokrat Sebut Kampanye Akbar Prabowo Perhatikan Masukan SBY
Amir Syamsuddin: SBY Tak Ingin Rakyat Terbelah, Prabowo Sudah Netralisir
AHY: Saya Harus Siap!
Mandat Berat Panglima Demokrat
Kampanye Pertama AHY Buat Prabowo
Wapres Jusuf Kalla: SBY Selalu Sempurna, Jokowi Ingin Detail