Pilpres 2019, Gus Ipul Ajak Pemenang Tak Jumawa dan yang Kalah Lapang Dada
Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghormati hasil proses Pemilu serentak 2019. Sebab, dalam sebuah pertarungan, menang dan kalah merupakan hal wajar.
Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghormati hasil proses Pemilu serentak 2019. Sebab, dalam sebuah pertarungan, menang dan kalah merupakan hal wajar.
"Saya pernah merasakan kekalahan, tapi ini adalah tahapan yang harus diikuti dan dihormati bersama," kata Gus Ipul lewat keterangan tertulis, Kamis (18/4).
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Apa itu quick count? Quick count adalah metode perhitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei atau lembaga riset untuk memprediksi hasil pemilu berdasarkan sebagian data suara yang sudah masuk.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa hasil Quick Count Charta Politika untuk Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka? Capres/Cawapres nomor urut 2: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka: 57,26 persen
Dia menjelaskan dalam sebuah pertarungan terdapat beberapa catatan keberatan ataupun masalah. Tak perlu adanya pengerahan massa dari proses pesta demokrasi tersebut.
Gus Ipul juga meminta para tokoh tidak mudah memberikan statemen yang dapat menimbulkan perpecahan. Bila menemukan masalah di Pemilu, dapat dilakukan melalui jalur hukum.
"Kami semua ingin, yang menang tidak jumawa, yang kalah bisa lapang dada. Yang menang dan kalah bisa saling menghormati," ucapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito karnavian meminta seluruh pihak tidak melakukan mobilisasi massa menyikapi hasil penghitungan suara cepat atau quick count Pemilu 2019. Seperti contoh adanya aksi perayaan kemenangan dua paslon di Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang dibubarkan aparat.
"Saya mengimbau kepada pihak mana pun untuk tidak melakukan mobilisasi massa untuk merayakan kemenangan, misalnya, atau mobilisasi tentang ketidakpuasan," kata Tito usai mengikuti rapat koordinasi khusus tingkat menteri tentang "Pengamanan Pemilu Pasca Pencoblosan" di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (18/4).
"Ini kemarin juga ada di HI kita bubarkan, dari kedua pasangan ada yang melakukan mobilisasi, dua-duanya kita bubarkan. Saya sudah perintahkan seluruh Kapolda juga untuk melakukan langkah yang sama," tegasnya.
Reporter: Ika Defianti
Baca juga:
Sejumlah Lembaga Quick Count yang Menangkan Jokowi Dilaporkan ke Polisi
Menko Polhukam Minta Semua Pihak Tunggu Hasil Resmi Pilpres 2019 dari KPU
Cegukan Hilang, Sandiaga Makan Siang Bareng Orangtua di Rumah
Panglima TNI dan Kapolri Akan Tindak Tegas Aksi Mobilisasi Massa yang Rusak Demokrasi
Jokowi-Ma'ruf Menang Telak di TPS Perbatasan Indonesia-Malaysia
Jokowi-Ma'ruf Tumbang di TPS Keluarga Ratu Atut