Pilpres 2019 Kian Dekat, Aktivis Mahasiswa Soroti Isu HAM
Pelaksanaan Pilpres 2019 kian dekat. Jumlah pemilih pemula yang belum menentukan pilihan diperkirakan masih banyak. Demikian juga dengan rakyat Indonesia masih terus mengamati dan meneliti para calon presiden (capres) agar tidak keliru dalam menentukan hak pilih.
Pelaksanaan Pilpres 2019 kian dekat. Jumlah pemilih pemula yang belum menentukan pilihan diperkirakan masih banyak. Demikian juga dengan rakyat Indonesia masih terus mengamati dan meneliti para calon presiden (capres) agar tidak keliru dalam menentukan hak pilih.
Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Bhineka Tunggal Ika, Gifari Shadad Ramadhan, mengatakan sejarah kelam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia tidak boleh terulang kembali.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Mengapa debat capres-cawapres penting? Tujuan dari debat sendiri adalah untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu isu, dan juga untuk menemukan solusi atau keputusan yang terbaik.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diprotes oleh Cak Imin terkait debat capres? Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memprotes soal dua panelis debat capres yang berasal dari Universitas Pertahanan.
"Kami secara tegas tidak menginginkan paradigma sistem lama digunakan kembali terkhusus di zaman orde baru yang tentu saja sangat bertentangan dengan sistem demokrasi Indonesia saat ini," kata Gifari, Minggu (13/1).
Menurut Gifari, Indonesia harus dipimpin oleh orang yang cerdas dan mempunyai visi untuk membangun Indonesia ke depan. "Pemimpin ke depan haruslah orang yang pro demokrasi, tidak konservatif dengan menggunakan sistem lama dan juga bersih dari kasus pelanggaran HAM," tegasnya.
"Yang paling utama, pro kebhinekaan karena keberagaman di Indonesia harus tetap dijaga dan dirawat. Maka dengan itulah Indonesia ke depan akan menjadi negara yang maju," tambahnya.
Sementara Ketua Bidang Politik dan Hubungan Luar Gema Bhineka Tunggal Ika, Boy Agustinus, menyatakan, isu terkuat untuk pilpres hingga kini adalah mengenai HAM. Hal tersebut, menjadi fokus dan sorotan bagi para aktivis mahasiswa.
"Suara kita aktivis mahasiswa dari waktu ke waktu tidak akan pernah berubah, meski pemilu ataupun tidak, aktivis selalu konsisten untuk menolak capres yang terindikasi kejahatan pelanggaran HAM untuk menjadi Presiden," ujar Boy.
Maka dari itu, lanjut Boy, sebagai mahasiswa harus memilih secara cerdas siapa yang cocok untuk menjadi pemimpin 260 juta rakyat Indonesia yang beragam ini.
"Mahasiswa juga harus turut serta menyukseskan jalannya demokrasi Indonesia dengan aman dan damai," pungkasnya.
Baca juga:
Debat Capres 2019, Jokowi Menjawab Kriminalisasi dan Penegakan Hukum Tebang Pilih
Umbar Janji Prabowo-Sandi Tuntaskan Kasus Hukum Era Jokowi
Penuntasan Kasus HAM Masa Lalu: Jokowi Janji Lagi dan Prabowo yang Luput
Prabowo-Sandiaga Jamin Hukum Bebas Intervensi
Membandingkan Gagasan HAM Jokowi dan Prabowo saat Pilpres 2014 dan 2019
Satgas Novel Baswedan Dikaitkan Debat Capres, Ini Jawaban Moeldoko