PKS minta tak dilupakan saat Prabowo dan SBY mesra
PKS minta tak dilupakan saat Gerinda dan Demokrat mesra. Hidayat juga menyarankan agar pertemuan antara Prabowo dan SBY tidak hanya membicarakan urusan perebutan kekuasan, tetapi juga merawat demokrasi dan nilai-nilai kebangsaan di Indonesia.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan kembali menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Kali ini, Prabowo yang akan mengundang SBY ke kediamannya di Hambalang, Bogor.
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mendukung pertemuan tersebut. Akan tetapi, Hidayat berharap PKS diajak dalam pertemuan.
"Kami berharap bahwa Gerindra dengan Demokrat, bukan berarti pertemuan mereka meninggalkan yang lain. Karena perlu diketahui juga sebelumnya PKS bertemu dengan Gerindra dengan Demokrat," kata Hidayat saat dihubungi, Selasa (1/8).
Hidayat juga menyarankan agar pertemuan antara Prabowo dan SBY tidak hanya membicarakan urusan perebutan kekuasan, tetapi juga merawat demokrasi dan nilai-nilai kebangsaan di Indonesia.
"Kita tak ingin Indonesia terjebak menjadi apatis atau radikalis. Kita ingin bisa tetap demokratis," imbuhnya.
"Oleh karenanya kita ingin betul pimpinan-pimpinan nasional memberikan keteladanan melalui manuver-manuver konkret yang memberikan penyejukkan dan harapan," sambung Hidayat.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan dibuat rutin sebulan sekali. Saat bertemu di kediaman SBY, Cikeas, Bogor pada Kamis (27/7) lalu, kata Fadli, keduanya sepakat melanjutkan di rumah Prabowo di Hambalang.
"Kami berharap bisa mengundang Pak SBY ke Hambalang (kediaman Prabowo)," kata Fadli.
Meski akan membuat rutin pertemuan SBY dan Prabowo, Fadli menyebut pertemuan kedua tokoh itu belum membicarakan koalisi di Pemilu 2019.
Pertemuan itu, hanya membahas seputar Undang-undang Penyelenggaraan Pemilu khususnya mengenai ambang batas presiden.
Kendati demikian, Fadli tak menampik kerjasama antara Demokrat dengan Gerindra kemungkinan besar akan terjadi di Pilkada serentak 2018.