PKS nilai penyerapan anggaran DKI Jakarta lemah selama dipimpin Ahok
Ahok didesak tak menggunakan dana APBD untuk berkampanye.
Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menilai Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lemah dalam melakukan penyerapan anggaran selama menjabat gubernur DKI Jakarta. Padahal banyak daerah di luar Jakarta berani melakukan penyerapan dibanding Jakarta.
"Tadi kan sudah saya sampaikan penyerapan anggaran yang kurang, padahal gubernur dihadirkan agar adanya penyerapan. Yang paling aneh kan pak Ahok bilang, lebih baik tidak terserap daripada korupsi. Di luar Jakarta banyak daerah yang terserap anggarannya tapi tidak korupsi, kita anti korupsi tapi serapan anggaran harus juga dilakukan," kata Hidayat Nur Wahid di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/3).
Dia juga menilai Pilgub DKI Jakarta menjadi barometer daerah lain untuk mengubah kota lebih baik. Meski begitu, saat Pilgub DKI, dia mengingatkan Ahok tak menggunakan dana APBD untuk berkampanye.
"Jadi saya ingatkan birokrasi dipakai untuk pemenangan Pilgub, jangan sampai APBD dipakai untuk pemenangan pilgub kemudian jangan sampai hal-hal yang mencederai Pilgub Jakarta, harusnya ini menjadi pilgub yang berkualitas," kata dia.
Lanjut dia, Ahok bakal kalah mirip Fauzi Bowo (Foke) saat Pilgub DKI. Ketika itu, elektabalitas Foke sangat tinggi daripada pasangan Jokowi-Ahok. Namun saat pemilihan, Jokowi-Ahok yang tak punya elektabilitas tinggi bisa terpilih orang nomor 1 di DKI Jakarta.
"Siapa bilang elektabilitas tidak bisa ditandingi, Ahok ini kan 43 persen jadi artinya 57 persen tidak milih dia kan. Ini kan sama seperti elektabilitas yang dimiliki pak Foke saat 2012. Ini kan sudah dua partai yang mendukung Ahok, jadi batal itu teori konspirasi yang mengatakan parpol bersatu melawan Ahok, yang terjadi kan Ahok yang meninggalkan partai politik jadi jangan dibalik partai politik melawan Ahok," tandasnya.