Survei Litbang Kompas Terhadap Ahok Mengejutkan, PDIP: Potensial Kalahkan Anies
Sampai saat ini nama Ahok juga masih menjadi pertimbangan bagi PDIP untuk di Pilkada Jakarta.
Litbang Kompas merilis survei terbaru terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta 2024, pada Selasa (16/7). Dari hasil tersebut, nama Anies Rasyid Baswedan tertinggi yakni 29,8 persen dan disusul Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 20,0 persen serta Ridwan Kamil (RK) 8,5 persen.
Terkait hasil itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan, dengan masih tingginya survei terhadap Ahok. Maka bisa diyakini bakal mengalahkan Anies di Jakarta.
"Karena Jakarta ini etalase dari DPP. Sorot mata tertuju ke Jakarta. Daya tariknya luar biasa. Maka, Ahok menurut saya, karena tingkat elektabilitasnya sangat mengejutkan itu potensial bisa mengalahkan Anies," kata Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7).
Selain itu, terkait dengan tingginya survei terhadap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbu) tersebut dinilainya wajar-wajar saja.
"Begini, pembacaan kami terhadap survei, karena yang baru declare ini kan Anies Baswedan, wajar-wajar saja baru dideclare maka pemberitaan dan publik penerimaannya tinggi itu wajar," ujarnya.
Justru, yang menjadi kejutan pada survei itu yakni nama Ahok yang berada di posisi kedua.
"Justru yang menjadi kejutan yg tidak pernah dideclare seperti Ahok, tiba-tiba juga tinggi, nampaknya itu harapan besar kalau Ahok tiba-tiba membuntutin bahkan itu sebenarnya masih tipis sekali," ujarnya.
Ia menegaskan, sampai saat ini nama Ahok juga masih menjadi pertimbangan bagi PDIP untuk di Pilkada Jakarta. Apalagi, angka persentase dirinya dengan Anies tidak terlalu jauh.
"Kalau dipertimbangkan, pasti dipertimbangkan, apalagi Ahok ketua DPP bidang perekonomian, dan hemat saya, kepemimpinan Ahok selama di DKI teruji, berhasil. Nah kalau Ahok bisa maju dan katakanlah DPP PDI perjuangan memunculkan Ahok, maka pertarungannya kembali akan sengit," pungkasnya.
Sebelumnya, Litbang Kompas merilis survei terbaru terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta 2024, Selasa (16/7). Dari hasil tersebut, ada sejumlah tokoh atau beberapa orang yang masuk dalam bursa Pilkada Jakarta.
Mereka yang masuk dalam survei Litbang Kompas yakni, Anies Rasyid Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Ridwan Kamil (RK), Erick Thohir, Sri Mulyani, Kaesang Pangarep, Andika Perkasa, Tri Rismaharini dan Heru Budi Hartono.
Pada survei itu, Anies memiliki elektabilitas yang paling tinggi yakni 29,8 persen. Kemudian, disusul oleh Ahok 20,0 persen, RK sebanyak 8,5 persen dan Erick Thohir sebesar 2,3 persen.
Sedangkan, untuk Risma, Kaesang, Heru Budi dan Andika masing-masing mendapatkan 1,0 persen dan Sri Mulyani yakni 1,3 persen.
Potensi Keterpilihan Responden
Kemudian, jika dilihat dari potensi keterpilihan responden. Nama Anies masih memimpin dengan 39,0 persen dan disusul Ahok 34,5 persen serta RK sebanyak 24,0 persen.
Lalu, untuk posisi keempat ada nama Erick Thohir yaitu 16,0 persen, Sri Mulyani yakni 10,3 persen, Kaesang sebanyak 9,8 persen dan Andika sebanyak 7,8 persen.
Sedangkan, untuk Risma yang kini masih menjabat Menteri Sosial tersebut yakni 6,5 persen dan diperingkat akhir yaitu Heru Budi yakni 2,8 persen.
Pertimbangan Memilih Kepala Daerah dan Latar Belakangnya
Pada survei itu juga dijelaskan yang mempertimbangkan pemilihan terhadap kepala daerah yakni 75,3 persen seagama dengan responden dan satu suku dengan respon sebesar 66,3 persen serta saat ini sedang menjabat (petahana) yakni 63,5 persen.
Kemudian, jika melihat dan persetujuan terhadap latar belakang kepala daerah. Sebesar 81,0 persen disebutkan pernah menjabat kepala daerah, pernah menjabat menteri sebesar 75,3 persen, suku Jawa 75,0 persen, suku asli Betawi 71,8 persen serta dari generasi muda 65,3 persen.
Diketahui, metode penelitian survei periodik Litbang Kompas dilakukan dengan wawancara tatap muka dan diselenggarakan pada 15-20 Juni 2024. Total ada 400 responden yang berpartisipasi yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Daerah Khusus Jakarta.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin or error kurang lebih 4,9 persen.