Politikus Golkar nilai duet Jokowi-Prabowo sulit terwujud
Ketua Korbid Kepartaian Partai Golkar Ibnu Munzir menilai peluang duet Joko Widodo dan Prabowo Subianto sulit terwujud. Menurutnya, Partai Gerindra pasti akan mempertimbangkan banyak hal untuk memutuskan Prabowo menjadi pendamping Jokowi.
Ketua Korbid Kepartaian Partai Golkar Ibnu Munzir menilai peluang duet Joko Widodo dan Prabowo Subianto sulit terwujud. Menurutnya, Partai Gerindra pasti akan mempertimbangkan banyak hal untuk memutuskan Prabowo menjadi pendamping Jokowi.
"Ya kalau itu menjadi kehendak partai-partai dan menjadi dukungan masyarakat tidak soal saya kira. Kan dimungkinkan tetapi memang kita lihat perkembangan kan tidak semudah itu," kata Ibnu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
Ibnu mengungkapkan, Golkar sendiri menginginkan Jokowi berpasangan dengan Ketua Umum Airlangga Hartarto. Namun, Golkar tidak ingin memaksakan Jokowi harus memilih Airlangga sebagai cawapres.
Bagi Golkar, kata Ibnu, yang terpenting adalah Jokowi menang di Pilpres dan partai mendapatkan suara 18 persen di Pemilu Legislatif.
"Bagi kami kalau bisa ya Airlangga Hartarto lah. Ketua umum kami yang bisa jadi pasangan kan gitu kira-kira. Tapi kalau pak Jokowi menghendaki pasangan lain ya monggo," terangnya.
Selain itu, Ibnu mengklaim dukungan dari kader agar Airlangga menjadi cawapres bukan bagian syarat dukungan kepada Jokowi. Golkar menyerahkan keputusan soal sosok cawapres kepada Jokowi.
"Karena pak Jokowi yang paling menentukan dia yang merasa cocok mana tidak untuk berpasangan," klaimnya.
Kader PDIP yang juga Menko PMK Puan Maharani berencana menemui Prabowo dalam waktu dekat. Ibnu menilai wajar saja jika ada upaya lobi dari Puan kepada Prabowo atau sebaliknya.
"Saya kira kalau pertemuan antara partai-partai dalam konteks menghadapi kontestasi politik nasional secara serentak kedepan biasa aja sih. Golkar juga baru bertemu PDIP, Golkar mau kemana ya wajar saja," tutur Ibnu.
"Cuma kan yang menjadi luar biasa karena kaitan dengan presiden NasDem, PDIP, Golkar dan beberapa yang lain termasuk NasDem sudah memberi dukungan pada pak Jokowi," sambung dia.
Baca juga:
Golkar sudah susun rencana jika Jokowi tunjuk kader jadi cawapres
KPU sebut partai baru boleh kampanyekan capres yang didukung
Capres-Cawapres tak hadir debat, KPU beri sanksi hentikan iklan kampanye
Gerindra harap tak bahas calon tunggal saat Puan ketemu Prabowo
Soal Capres, PKS sebut 'Lebih cepat lebih baik Gerindra putuskan'