PPP Harap Gus Yahya Buat PBNU Steril dari Politik Kekuasaan
Gus Yahya juga telah berjanji tidak akan ada capres atau cawapres dari PBNU pada Pemilu 2024. Jika diwujudkan, kata Anas, NU bisa fokus menjalankan program keumatan.
Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP Anas Thahir berharap Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU mampu membawa Nahdlatul Ulama (NU) kembali ke khittah. Anas berharap, NU bisa steril dari politik kekuasaan dan tak tidak terlibat Pemilu.
"Terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-34 di Lampung telah memberikan harapan baru bagi kembalinya NU pada garis khittah 1926 secara tegas dan konsekuen," ujar Anas dalam keterangannya, Senin (27/12).
-
Mengapa Gus Kikin ditunjuk sebagai Pj Ketua PWNU Jatim? "Untuk mengisi jabatan yang kosong agar organisasi ini bisa berjalan," paparnya.
-
Apa yang dilakukan Yuni Shara di PAUD miliknya? Yuni Shara mengadakan upacara 17 Agustus di PAUD miliknya yang bernama Cahaya Permata Abadi, yang terletak di Batu, Jawa Timur. Meskipun masih anak-anak, semua murid terlihat fokus dan bersungguh-sungguh selama proses upacara berlangsung.
-
Bagaimana Hasan Gipo terpilih sebagai Ketua Umum PBNU? Hasan Gipo terpilih jadi ketua umum berdasarkan hasil musyawarah untuk menyepakati siapa saja yang akan menjadi ketua dan petinggi NU.
-
Bagaimana Gus Kikin akan menjalankan tugasnya sebagai Pj Ketua PWNU Jatim? "Ta'aruf dulu, pengenalan apa yang harus dilakukan dan dilanjutkan sebagai suatu inovasi. Ya kita mengalir saja," kata Cicit dari pendiri NU ini.
-
Apa yang digugat Nurul Ghufron ke PTUN? Dalam upaya gugatan yang diajukan oleh Ghufron yakni berkaitan dengan aturan Dewas KPK yang tidak bisa lagi mengenakan sanksi etik ketika pelanggaran etik yang dilaporkan ke sudah kedaluwarsa.
-
Apa yang menjadi prioritas Gus Kikin setelah menjadi Pj Ketua PWNU Jatim? "Bagaimana organisasi ini berjalan dengan baik dan memberikan manfaat insyaallah yang lainnya juga ikut bergabung," pungkasnya.
Gus Yahya juga telah berjanji tidak akan ada capres atau cawapres dari PBNU pada Pemilu 2024. Jika diwujudkan, kata Anas, NU bisa fokus menjalankan program keumatan.
"Apalagi beberapa hari sebelum Muktamar, Gus Yahya telah berjanji tidak akan ada Capres atau Cawapres dari PBNU pada pemilu 2024," jelas Anas.
"Jika janji ini bisa diwujudkan, dan Gus Yahya bisa fokus menjalankan program-program keumatan melalui dua agenda besar: Membangun kemandirian warga dan dan meningkatkan peran NU dalam perdamaian dunia, maka Gus Yahya akan dikenang dalam sejarah sebagai Ketua Umum PBNU yang sangat berprestasi dan taat khittah," tegas mantan Wasekjen PBNU ini.
Anas mengatakan, semua pihak menunggu ketegasan Gus Yahya berdiri tegak di tengah semua kepentingan.
"Kita semua sedang menunggu ketegasan Gus Yahya bisa berdiri tegak di tengah semua kepentingan yang mengelilinginya, sekaligus mampu mengayomi seluruh kekuatan elemen bangsa. Sehingga semangat Islam moderat dan Rahmatan Lil 'alamien tidak hanya berhenti menjadi jargon, tapi benar-benar bisa menebar sebagai rahmat bagi semua kelompok, agama, suku, profesi, golongan, bahkan partai politik," pungkasnya.
Janji Gus Yahya
Gus Yahya menegaskan tidak ada calon presiden atau wakil presiden dari PBNU pada Pemilu 2024. Dia menegaskan yang perlu dilakukan saat ini adalah mengembalikan marwah NU dengan cita-cita peradaban yang mulia bagi seluruh umat manusia.
"Saya tidak mau ada calon presiden dan wakil presiden dari PBNU," katanya di Jakarta dilansir Antara, Minggu (20/12).
Gus Yahya tidak menyangkal jika ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan PBNU untuk kepentingan pribadi hingga kepentingan politik.
"Mari kita gunakan cara berpikir Gus Dur dengan mengutamakan kepentingan bangsa. Beliau tidak pernah peduli dengan kepentingan sendiri atau kelompok," kata Gus Yahya menegaskan.
Namun, ia menegaskan tidak berprasangka negatif terhadap berbagai macam kepentingan itu, karena bagi dia hal yang wajar.
"Setiap orang punya kepentingan, tetapi bagaimana saya ajak untuk mengejar kepentingan masing-masing melalui cara untuk membawa maslahat untuk semua orang," jelas Gus Yahya.
(mdk/ray)