Prabowo akan Kehilangan Simpati Masyarakat Jika Terus Keluarkan Narasi Negatif
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Ace Hasan Syadzily mengatakan jika Prabowo terus mengucapkan kalimat pesimistis, cepat atau lambat dia akan kehilangan simpati dari masyarakat.
Calon Presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto kerap melontarkan pidato-pidato yang menuai kontroversi. Salah satunya dalam acara konferensi nasional Partai Gerindra di Sentul, Jawa Barat, Senin (17/12) Prabowo kembali menyebut Indonesia akan punah jika ia tidak terpilih sebagai presiden pada 2019 mendatang.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Ace Hasan Syadzily mengatakan ini bukan kali pertama Prabowo mengatakan hal semacam itu. Dia menilai, jika Prabowo terus mengucapkan kalimat pesimistis, cepat atau lambat dia akan kehilangan simpati dari masyarakat.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
"Saya meyakini masyarakat kita akan tidak simpatik jika yang dikedepankan dengan cara-cara seperti begitu," kata Ace pada wartawan, Kamis (20/12).
Politikus Partai Golkar ini mengaku diksi kontroversial yang sering dilontarkan bekas Danjen Kopassus itu bagian dari strategi Pilpres 2019. Namun, dia menilai cara itu tidak baik jika selalu dilakukan. Karena akan terus menimbulkan rasa cemas di masyarakat.
"Tapi menurut saya sangat naif jika cara strategi komunikasinya dengan menerapkan dialektika negatif. Mengambil garis diametral antara positif dan negatif dan dia mengambil negatif untuk kepentingan elektoralnya," ungkapnya.
Ace mengingatkan, dalam kontestasi pilpres, tidak perlu mempertaruhkan keutuhan negara untuk mendapatkan efek elektoral. Sebab, kata dia, nilai keutuhan bangsa sangat mahal harganya.
"Dan meraih dukungan suara menurut saya terlalu mahal harganya kalau model kampanye dengan cara pendekatan yang negatifistik," ucapnya.
Diketahui, dalam pidatonya di Konferensi Nasional Gerindra, Prabowo Subianto mengungkap kegeramannya dengan elite politik di Indonesia. Menurutnya sudah puluhan tahun para elite membawa Indonesia ke sistem yang salah. Dia mengatakan kalau sampai dibiarkan Indonesia bisa punah.
"Kita merasakan rakyat ingin perubahan. Rakyat ingin pemerintah bersih tak korupsi karena itu kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah, kalau kita kalah, negara ini bisa punah," kata Prabowo dalam pidatonya di Konferensi Nasional Gerindra di Sentul, Jawa Barat, Senin (17/12).
Baca juga:
Anies Dilaporkan ke Bawaslu, PAN Ungkit Kekalahan 'Anak Emas' Jokowi di DKI
Gerindra: Dukungan Anies Baswedan Untuk Prabowo Ditakutkan Kubu Jokowi
Ekonom Paparkan Penyebab Neraca Perdagangan Indonesia Terus Terpuruk
Kubu Prabowo Tuding Program Pemerintah Hanya di Atas Kertas
Cabut Upaya Banding, Kades di Mojokerto Terlibat Kampanye Sandiaga Dieksekusi Jaksa
Soal Indonesia Punah, Fuad Bawazier Sebut Peringatan Agar Rakyat Bangun dari Tidur