Prabowo berkewarganegaraan Yordania? Ini penjelasan Fadli Zon
Menurut Fadli, ini isu murahan yang kembali diangkat sebagai alat politik belaka.
Isu kewarganegaraan Prabowo Subianto kembali mencuat jelang pilpres. Prabowo disebut memiliki kewarganegaraan Yordania dan seharusnya ditolak KPU ketika mendaftar sebagai kandidat capres.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai isu ini sudah pernah dibantah sebelumnya. Menurutnya ini isu murahan yang kembali diangkat sebagai alat politik belaka.
"Tak ada perpindahan warga negara. Prabowo sangat nasionalis dan patriotik. Tak pernah terpikirkan olehnya tititikpun untuk itu (pindah kewarganegaraan)," tulis Fadli melalui akun @fadlizon, seperti dikutip merdeka.com, Minggu (25/5).
Fadli menambahkan, isu ini pernah muncul di tahun 1999 dan langsung hilang dalam beberapa hari. Apalagi pihak Kedubes Yordania pernah membantah. Fadli malah menuding jika isu ini diangkat oleh pihak lawan. "Pihak lawan rupanya sudah kehabisan peluru sehingga harus menggali isu yang tak pernah ada. Malah sangat murahan isu ini diangkat lagi," cetusnya.
"Anehnya, Pak Jusuf Kalla ikut komentar pula untuk memetik keuntungan politik dari isu sampah ini," tukas Fadli.
Fadli kemudian menjelaskan, pascakerusuhan Mei 98, Prabowo pergi ke Yordania pada bulan September 1998 untuk menghindari fitnah yang begitu kencang di dalam negeri. "Inilah hijrah Prabowo, semua atas pengetahuan Presiden Habibie," tulisnya.
Selama di Yordania, Prabowo, kata Fadli, tinggal di sebuah apartemen yang disewa sendiri. "Padahal pernah ditawari Pangeran Abdullah tinggal di kompleks Istana."
Saat itu Pangeran Abdullah yang kini menjadi Raja Yordania menggantikan ayahnya Raja Hussein, merupakan komandan pasukan khusus Yordania yang merupakan sahabat baik Prabowo.