Reuni tiga kawan lama pendukung Ahok di Pilgub Jakarta
Tiga pentolan partai pendukung Ahok, dulu pernah berkarir dalam satu partai yakni Partai Golkar.
Pemilihan Gubernur DKI 2017 baru akan digelar tahun depan, tetapi atmosfer dan panasnya suhu politik sudah mulai terasa sejak tahun lalu. Tiga partai politik langsung tancap gas dan secara resmi memberikan dukungan pada calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Pria akrab disapa Ahok ini mengapresiasi dukungan tiga parpol meskipun sejauh ini dia menyatakan bakal maju dari jalur independen.
Partai Nasional Demokrat (NasDem) lebih dulu memberikan dukungannya pada Ahok. Menyusul kemudian Partai Hanura. Terakhir, Partai Golkar yang juga secara tegas menyatakan dukungan untuk mantan Bupati Belitung Timur ini.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Golkar memandang peluang Anies maju di Pilkada DKI? "Jadi, karena itu bagi kami prinsipnya siapapun ya punya hak untuk menjadi calon kepala daerah, tapi tentu dukungan partai politik ini menjadi sangat penting karena itu menjadi prasyarat yang harus dipastikan bahwa seseorang bisa mencalonkan diri karena ada dukungan dari partai politik," imbuh Ace.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Dukungan tiga partai otomatis membuat Ahok mempunyai dua pilihan jalan yang digunakan untuk maju Pilgub. Ahok sudah memiliki modal sejuta KTP dari relawan Teman Ahok jika akhirnya tetap maju tanpa kendaraan partai politik. Angka tersebut sudah cukup memberikan tiket bagi Ahok maju independen. Di sisi lain, ada 3 partai yang bersedia dan sanggup memuluskan ambisi Ahok menjadi DKI 1 melalui jalur partai karena jumlah kursi di DPRD memenuhi syarat.
Jumlah total suara milik Nasdem, Hanura, dan Golkar adalah 24, yang terdiri dari 5 milik Nasdem, 10 milik Hanura, dan 9 milik Golkar. Sedangkan, batas minimal bagi Parpol atau gabungan parpol yang ingin mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI diketahui adalah 22 kursi.
Selain fakta tersebut, ternyata terselip fakta unik terkait dukungan 3 partai pendukung Ahok itu. Jika ditelisik, keputusan mendukung Ahok seperti mempertemukan tiga kawan lama dalam sebuah reuni. Bukan rahasia lagi, tiga nakhoda partai pendukung Ahok itu dulu pernah berkarir dalam satu partai, yakni Partai Golkar.
Perpecahan di internal Golkar menyebabkan para petinggi partai berlambang pohon beringin ini memilih keluar, kemudian melahirkan partai baru. Sebut saja Wiranto yang harus berpisah dari Golkar dan membentuk partai Hanura pada 14 November 2006. Konflik di tubuh Golkar juga membuat satu lagi politisi senior hengkang yakni Surya Paloh. Paloh keluar pada tahun 2011 dan membentuk partai baru bernama Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Kini, menjelang gelaran Pilgub DKI, Wiranto, Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto reuni karena memiliki sikap dan persepsi sama soal sosok yang dianggap bisa memimpin Jakarta yaitu Ahok. Tiga kawan lama ini pun sama-sama menghormati dan tak mempermasalahkan apapun keputusan akhir Ahok dalam Pilgub DKI. Apakah tetap berada di jalur independen atau kembali ke 'pelukan' parpol. Yang terpenting Ahok tetap maju dalam pilkada tahun depan.
Setelah mengantongi dukungan resmi dari tiga partai, Ahok sendiri berjanji menemui Teman Ahok usai Lebaran. Dalam pertemuan nanti dia akan tanyakan, apakah Teman Ahok tetap memilih jalur yang sulit atau mudah dengan diusung partai.
"Gua tanya nih gimana kita masih mau pakai tiket sulit atau mau tiket yang mudah. Prinsipnya tiga partai ini sama mau dukung mau ngusung sama," katanya.
Baca juga:
Jika Ahok maju lewat parpol, calon independen bisa berpikir ulang
Saat partai-partai pendukung Ahok buktikan tantangan PDIP
Makin kuat sinyal Ahok merapat ke parpol dan tinggalkan Teman Ahok
Ahok kini punya dua tiket jadi cagub, mau pilih yang mana?
Golkar dukung Ahok di DKI buat kepentingan Pemilu 2019