Rhoma Irama: Cak Imin cawapres itu hanya joke politik saja
Rhoma mengaku sudah bertemu Muhaimin dan dalam pertemuan itu Muhaimin hanya tertawa menanggapi isu tersebut.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin disebut-sebut telah dilirik PDI Perjuangan untuk masuk dalam bursa cawapres untuk mendampingi Jokowi. Terkait hal itu, Rhoma Irama rupanya menanggapi santai.
"Isu-isu Cak Imin cawapres, itu hanya seperti joke politik saja. Ini sebuah letupan-letupan yang tidak perlu ditanggapi," ujar bakal Capres PKB Rhoma Irama kepada wartawan di kediamannya, Pondok Jaya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (14/4).
Rhoma mengaku sudah bertemu Muhaimin dan dalam pertemuan itu Muhaimin hanya tertawa menanggapi isu tersebut. "Semalam saya berbicara dengan beliau (Cak Imin). Beliau sambil tertawa-tawa mengatakan itu tidak serius. Itu cuma letupan-letupan dari teman-teman saja jadi enggak perlu ditanggapi," pungkasnya.
Sebelumnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menyodorkan beberapa nama calon wakil Presiden kepada PDI Perjuangan guna mendampingi capres Joko Widodo alias Jokowi. Namun, PDIP meminta agar Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin turut menjadi salah satu nama yang akan didiskusikan antara PDIP dengan PKB.
"Teman-teman koalisi sudah kami tawarkan beberapa nama. Tapi mereka minta satu nama baru yaitu Cak Imin, Ketua Umum untuk diajukan sebagai calon wakil Presiden. Terhadap permintaan itu, kami sedang lakukan exercise," ujar Ketua DPP PKB Helmy Faishal Zaini.
Helmy pun membenarkan bahwa PDIP merupakan salah satu partai yang nantinya akan berkoalisi dengan PKB. Dikatakan Helmy, PKB telah menawarkan tiga bakal capres kepada partai yang digawangi Megawati Soekarnoputri tersebut. Ketiganya yakni, Mahfud MD, Rhoma Irama, dan Jusuf Kalla.
Terkait hal itu, PDI-P meminta agar nama Cak Imin ikut dimasukkan dalam bursa. Di internal PKB pun, diakui Helmy, juga muncul dorongan yang sama. "Saya maunya itu Jokowi-Cak Imin, tapi semua kembali lagi terhadap pilihan PDI-P," tuturnya.
Duet Jokowi-Cak Imin, tambah Helmy, bisa berpeluang unggul lantaran tingkat dukungan Jokowi sudah cukup tinggi. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika PDIP memilih calon wakil Presiden dari partai lain atau dari kalangan profesional. "Semuanya akan tergantung pada pemimpin koalisi," tandasnya.