Cak Imin Kecewa Respons Istana Hadapi Petisi dan Kritik Akademisi: Jangan Ditarik ke Politik
Petisi tersebut sebagai pengingat yang isinya adalah agenda perubahan tanpa sengaja sama iramanya.
Petisi tersebut sebagai pengingat yang isinya adalah agenda perubahan tanpa sengaja sama iramanya.
Cak Imin Kecewa Respons Istana Hadapi Petisi dan Kritik Akademisi: Jangan Ditarik ke Politik
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merespon soal banyak petisi yang hadir dari kalangan akademisi atau Universitas.
Menurutnya saat ini bukan hanya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) saja, melainkan juga dari Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Hasanuddin (UNHAS) Andalas dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
"Banyak perguruan tinggi lainnya yang telah memberikan suara moral yang selama ini kami rasakan, kami perjuangkan, yang selama ini telah menjadi bagian dari agenda-agenda perjuangan Anies Muhaimin. Saya terkaget dan tidak menyangka sebegitu masif dan meratanya protes sekaligus pengingat," kata Cak Imin kepada wartawan di DPP PKB, Jakarta, Minggu (4/2).
Ia menyebut, sejumlah protes atau petisi tersebut sebagai pengingat yang isinya adalah agenda perubahan yang tanpa sengaja sama iramanya.
"Kami menyambut baik dan membawa kami kepada motivasi yang semakin tinggi bahwa itu bukan sekadar koalisi perubahan, tapi harapan seluruh kampus-kampus besar dan guru besar di berbagai daerah," sebutnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini ingin agar hal tersebut direspon sebagai cambuk untuk memperbaiki diri dan tidak seperti respon dari pihak istana yang dikatakannya seolah-olah terganggu.
"Saya kecewa dengan respons istana yang seolah-olah ini ada kepentingan politik. Sekali kali jangan ini ditarik ke politik, tapi ini peringatan pada kita semua khususnya pada presiden dan seluruh pemerintahan. Saya sudah bolak balik dua Minggu terakhir ini mengingatkan supaya tidak terjerumus ke dalam Pemilu yang tidak fair, sehingga nanti hasilnya tidak legitimate," tegasnya.
"Kalau hasilnya tidak legitimate menghawatirkan kesuksesan pembangunan. Itu sudah dua Minggu saya suarakan, tapi ternyata seirama. Saya menghormati itu bukan gerakan politik, tapi itu betul-betul gerakan moral dan intelektual yang sudah turun gunung," sambungnya.
Cak Imin pun mengungkapkan rasa kecewanya juga terhadap Ari Dwipayana yang juga menjadi alumni dari UGM yang membawa permasalahan tersebut kepada urusan politik. Karena, hal itu diresponnya sebagai urusan moral, etik dan urusan pengingat bagi semuanya.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut dirinya merasa berterimakasih terkait dukungan yang diberikan terhadapnya dari sejumlah anggota atau alumni Universitas PTIQ dan alumni IIQ.
"Kalau disebut 2 kata ini, PTIQ dan IIQ hampir seluruh umat Islam di Indonesia pasti tahu, hampir seluruh umat Islam di Indonesia pasti mengharapkan para alumni PTIQ menjaga dan mengawal seluruh ajaran dan Al-Qur'an kita. Alumninya tersebar di mana-mana, pengabdiannya juga ada dimana-mana, beliau-beliau para ulama para kyai, alumni PTIQ dan IIQ ini juga ada guru besar yang ikut hadir bersama kita hari ini," ungkapnya.
"Sungguh mendukung dan memberikan bantuan dan kerja keras beliau selama ini kepada pemenangan Anies-Muhaimin. Ini berkah yang luar biasa buat kami berdua, dan amanat yang diberikan jelas. Mandat-mandat, perintah-perintah kepada pembaharuan perubahan, dari agenda pembangunan nasional," pungkasnya.