Rhoma Irama tak bisa menolak kalau diminta publik jadi capres
Rhoma Irama tak bisa menolak kalau Partai Idaman meminta jadi capres. Ketum Partai Idaman Rhoma Irama mengaku tak bisa menolak bila partainya menginginkan dia maju sebagai calon Presiden. Terlebih jika ada desakan dari publik.
Ketum Partai Idaman Rhoma Irama mengaku tak bisa menolak bila partainya menginginkan dia maju sebagai calon Presiden. Terlebih jika ada desakan dari publik.
"Mengenai pencalonan sebagai Presiden apakah mencalonkan Presiden saya bilang tidak tetapi teman-teman saya mungkin. Kalau publik secara nasional menghendaki saya tampil sebagai capres tentunya saya tidak boleh menolak," kata Rhoma Irama di Asrama Pondok Haji, Jakarta Timur, Selasa (16/5).
Saat disinggung terkait pembahasan ambang batas pencalonan pasangan capres dan cawapres raja dangdut itu pun menolak dengan tegas adanya persyaratan tersebut. Menurutnya bila ada ambang batas pencalonan Presiden maka akan mencederai UUD.
"Kalau argumen kami dari Partai Idaman tentu mengimbau kepada jajaran pemerintah agar menaati yang namanya keputusan dari MK nomor 14/2013 yang berbunyi bahwa Pilpres dan pileg dilaksanakan dengan serentak artinya rakyat memilih pileg dalam waktu serentak," ungkap Rhoma.
Sementara lanjut Rhoma kalau ada yang berpikiran bahwa ada ambang batas, yang bisa usung Presiden kalau punya kursi di DPR sebanyak 20 persen. Sementara DPR yang akan datang telah demisioner.
"Jadi seperti anomali kalau pileg dan Pilpres 2019 mengacu pada jumlah kursi di DPR yang sudah demisioner. Secara rasional ini menurut kami tidak rasional," ujar Rhoma.
"Di samping anomali tidak rasional dan tidak mengacu kepada parlementer justru sangat tidak jelas dan menutup peluang-peluang kepada warga negara untuk mendapatkan hak konstitusional. Oleh karena itu dari Pansus untuk presidensial zero threshold," sambung Rhoma.