Ridwan Kamil ancam posisi Dedi Mulyadi
Ridwan Kamil ancam posisi Dedi Mulyadi. Peta Pilgub Jabar 2018 nampaknya telah berubah. Partai Golkar mulai berpikir ulang untuk mencalonkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat.
Peta Pilgub Jabar 2018 nampaknya telah berubah. Partai Golkar mulai berpikir ulang untuk mencalonkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur Jawa Barat.
April 2017 lalu, Golkar sudah hampir memastikan diri mengusung Dedi. Namun, beberapa hari belakangan, dinamika politik mengubah arah dukungan.
Awalnya, pertengahan Agustus, Koordinator pemenangan wilayah I (Jawa-Sumatera) Golkar, Nusron Wahid memunculkan nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Padahal Golkar kala itu tengah mesra dengan Dedi Mulyadi. Bahkan sudah sampai tahap pencarian wakil dari PDIP.
Sesuai rekomendasi DPD Golkar Jabar, nama Dedi yang diusulkan sebagai calon gubernur. Dedi juga menjabat sebagai ketua DPD Golkar Jabar.
Sekjen Golkar Idrus Marham pun mengakui bahwa Dedi Mulyadi merupakan kader terbaik Golkar di Jawa Barat. Tapi, itu beberapa bulan lalu.
"Saudara Dedi Mulyadi paling memungkinkan dan layak," kata Idrus di sela Rapat Pimpinan Daerah DPD Partai Golkar Jawa Barat di Karawang, Rabu 26 April.
Kini, peluang Dedi Mulyadi untuk diusung Golkar harus berbagi dengan Ridwan Kamil. Hal ini pun diakui oleh Idrus Marham.
Sampai pada Senin 4 September kemarin, Golkar belum menentukan pilihan di Pilgub Jabar. Namun tak juga Jabar, tapi juga Jateng, Jatim, Sumut dan wilayah lain secara keseluruhan di Pilkada serentak 2018.
Idrus mengatakan, peluang Dedi dan Ridwan sama untuk mendapatkan rekomendasi dari Partai Golkar.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
dedi mulyadi di kantor dpp Golkar ©2017 Merdeka.com/ronald
"Kalau sudah fiks pasti kita sudah umumkan. Sebelum diambil keputusan ini, hebatnya Golkar semua bebas berwacana. Ada yang memunculkan Dedi, ada yang mengajukan RK (Ridwan Kamil), ada juga yang mencoba membuat simulasi pasangan-pasangan, kan ada semua. Pandangan kita masih kompetitif, masih bisa bersaing," kata Idrus.
Soal keputusan kapan Golkar akan menentukan pilihan, Idrus belum mau memastikan. Dia hanya meyakini, hal itu terjadi pada bulan September.
"Tadinya kita bilang September kan, September kan ada 30 hari. Di dalam berpolitik kita harus obyektif melihat realitas politik yang ada, karena kita ingin maju. Pilkada kita jadikan sebuah instrumen memajukan daerah itu," kata Idrus.
Sementara itu, Dedi Mulyadi tampak pasrah terkait nasibnya yang tengah digoyang dari internal Golkar sendiri. Dia mencoba merendah, namun tetap optimis, bahwa namanya masuk tiga besar di survei Pilgub Jabar walau hanya kepala daerah di kabupaten kecil seperti Purwakarta.
"Saya ini orang desa, mimpin kabupaten yang kecil. Sekarang saya posisi tiga, di Pilgub Jabar. Ya Alhamdulillah walaupun saya orang desa, hanya mimpin kabupaten kecil, tapi masih berada di peringkat ketiga survei. Dan biasanya yang nomor tiga menang di Jawa Barat," kata Dedi saat rapat bahas Pilkada serentak di DPP Golkar, kemarin.
Saat ini, dia pun lebih memikirkan konsolidasi dengan masyarakat daripada harus dipusingkan dengan maju sebagai Jabar satu atau dua nantinya.
"Fokus pada konsolidasi saja. DPP kan menentukan, tapi masyarakat yang memilih. DPP itu kan hanya memutuskan saja, yang memilih kan masyarakat. DPD kan sudah jelas, kita memiliki kerjasama dengan PDIP," ujar Dedi.
Baca juga:
Posisi Cagub Jabar digoyang, Dedi Mulyadi pamer tiga besar di survei
Sekjen Golkar: Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil masih bersaing
Aceng Fikri kini lebih pilih Dedi Mulyadi daripada Ridwan Kamil
Golkar belum tentu usung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar
Golkar rapat bahas Pilkada serentak, Jawa Barat jadi sorotan
Kader ini masih berpeluang diusung PKS di Pilgub Jabar
Golkar konsentrasi cari pendamping untuk Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2018