Ridwan Kamil bocorkan 'jurus jitu' bangun Jabar jadi provinsi maju
"Pemimpin hari ini tidak lagi pemimpin yang berombongan ke sana ke sini pemimpin hari ini harus berbaur bersama masyarakat," kata Kang Emil.
Usai resmi mengantongi dukungan dari Partai Golkar, Wali kota Bandung Ridwan membocorkan jurus jitu untuk menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi maju. Program pertama yakni cara memimpin dengan kerakyatan. Emil sapaan akrab Ridwan Kamil menjelaskan, seorang pemimpin harus dekat dan peka terhadap persoalan yang dihadapi warganya.
Menurutnya, pemimpin era sekarang harus 'melek' media sosial untuk mengetahui segala persoalan di daerahnya. Dia mengklaim memakai media sosial sebagai instrumen untuk mendekatkan diri kepada warga.
"Pemimpin hari ini tidak lagi pemimpin yang berombongan ke sana ke sini pemimpin hari ini harus berbaur bersama masyarakat. Pemimpin hari ini yang harus peka terhadap problematika. Media sosial semakin membantu memetakan kepekaan terhadap permasalahan rakyat," kata Emil di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (9/11).
Jurus kedua, adalah menyiapkan program 'one village one product' atau satu desa satu produk. Produk itu memberikan kesempatan bagi semua warga Jawa Barat baik di kota maupun desa untuk membuat usaha yang difasilitasi oleh Pemda Jawa Barat.
Dengan program ini, warga yang bermukim di pedesaan tak perlu berurbanisasi ke kota. Sebab, program tersebut membuat perekonomian rakyat merata karena barang yang diproduksi dipastikan dibeli pasar.
Program one village one product mengadopsi program ekonomi dari negara Thailand dan Jepang. Emil menyebut program itu cukup berhasil di dua negara tersebut sehingga layak diterapkan di Jawa Barat.
"Mereka (warga di desa) tidak usah migrasi kota, mereka dipastikan dibeli oleh sistem ekonomi sehingga akhirnya mereka bisa tinggal di desa dengan standar UMR di kota," ungkapnya.
Tak hanya itu, Emil menyiapkan strategi untuk mempercepat pembangunan di tanah Pasundan. Caranya dengan dengan menggandeng perusahaan-perusahaan swasta untuk memberikan kontribusi untuk pembangunan.
"Pembangunan infrastruktur kita lihat di negara lain menggunakan pabrik private partnership misalkan kita akan menjadi instrumen percepatan agar aspal bisa hadir di desa-desa terpencil, tanpa 100 dari APBD yang konvensional," tandasnya.