Risma-Whisnu impikan tempat lahir Bung Karno jadi milik negara
Risma-Whisnu mengaku siap membeli rumah tersebut dan akan menjadikannya sebagai salah satu ikon sejarah Kota Pahlawan.
Calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut dua, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana masih konsisten melestarikan budaya dan sejarah di Surabaya, Jawa Timur. Salah satunya melestarikan Kampung Pandean, di kawasan Peneleh.
Di Kampung Pandean ini, tepatnya di Gang IV Nomor 40, masih berdiri kokoh rumah kuno tempat founding father, Soekarno dilahirkan. Saat masih menjabat sebagai wali kota, pada medio 2013 lalu, Risma menetapkan rumah tempat Bung Karno (Soekarno) itu dilahirkan, sebagai cagar budaya.
Bahkan saat ini, di atas pintu rumah itu, sudah terpasang plakat warna kuning keemasan bertuliskan: Rumah Kelahiran Bung Karno. Plakat itu juga diberi logo Pemkot Surabaya.
Tak hanya itu, agar rumah bersejarah itu bisa dirawat dengan baik, Pemkot Surabaya, semasa kepemimpinan Risma-Whisnu dulu, juga mengaku siap membeli rumah tersebut dan akan menjadikannya sebagai salah satu ikon sejarah Kota Pahlawan.
Bahkan, jika rencana itu sukses, pemerintah setempat juga akan mensinergikan dengan lingkungan di sekitarnya sebagai pusat ekonomi kreatif dan studi sejarah bagi anak-anak muda di Surabaya.
Sayang, proses pembebasan rumah kelahiran Bung Karno itu berjalan alot. "Sepertinya pemilik rumah ingin memanfaatkan momentum bangunan sejarah itu untuk meminta harga lebih tinggi," kata Whisnu, Selasa (10/11).
Terakhir, lanjut dia, mereka meminta Rp 5 miliar. "Dari pada begitu, lebih baik dananya dimanfaatkan untuk membebaskan rumah-rumah sekitarnya sebagai tempat belajar dan ekonomi kreatif."
Sementara untuk bisa mewujudkan 'mimpi' itu (membeli rumah kelahiran Soekarno), politisi yang juga Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Surabaya ini, meminta kadernya di DPRD kota setempat untuk terus mengawal proses negosiasi tersebut.
"Kita tetap berusaha bisa membeli rumah bersejarah itu. Saya minta agar anggota Fraksi PDIP di DPRD Surabaya bisa all out mengawal urusan tersebut," tegas politisi akrab di sapa Mas Inu ini.
Sejatinya, masih kata Whisnu, niat Pemkot Surabaya dulu, ingin membeli rumah kelahiran Bung Karno itu sudah baik. Sebab, dengan membeli rumah dan membebaskan rumah lain di sekitar rumah kelahiran Bung Karno itu, Pemkot Surabaya akan mendirikan perpustakaan, lokasi belajar, tempat diskusi, dan berkreasi di bidang seni.
"Ketika terealisasi dan sudah dimanfaatkan, kita optimis akan ramai. Dan kita berharap yang punya rumah tempat lahirnya Bung Karno bisa sadar," harap Whisnu.
Oleh karena itu, pihaknya juga berharap warga di Kampung Pandean memahami niat baik Pemkot Surabaya. "Kita bicara tidak untuk sekarang manfaatnya. Melainkan untuk jangka panjang sebagai warisan generasi penerus," pungkasnya.