Romi dan Djan Faridz sepakat islah PPP adalah kewajiban
Romi pun berharap islah PPP segera terwujud. Apalagi, Golkar sudah mulai proses menuju islah.
Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy (Romi) mengatakan, dalam pertemuannya dengan Djan Faridz, mereka membangun tiga kesepakatan untuk menuju islah. Pertama, kata dia, mereka sepakat bahwa islah itu kewajiban bukan hanya sekedar kebutuhan.
"Kedua, sepakat untuk melakukan pertemuan berikutnya. Ketiga di dalam pertemuan berikutnya kita sepakat untuk membicarakan pokok masalah untuk menuju islah. Hanya tinggal menunggu kepulangan Pak Djan," ucap Romi dalam acara Silatnas hari kedua ini di Gedung Asrama Haji, Pondok Gede, Jaktim, Sabtu (6/2).
Romi pun berharap islah PPP segera terwujud. Apalagi, Golkar sudah mulai proses menuju islah.
"Jika Golkar sudah islah, PPP pasti islah. Tidak mungkin tidak islah. Hanya orang-orang yang membenci kebaikan saja yang tidak islah," katanya.
Adapun terkait usulan yang menyatakan bahwa Romi dengan Djan tidak usah maju, dirinya mengklaim tidak semua anggota setuju. Dia pun mengembalikan sesuai AD/ART partai berlambang Kabah itu.
"Atas adanya ke-8 usulan itu kan tidak semua bisa menerima, sehingga kita kembalikan saja ke anggaran dasar dan rumah tangga, juga kepada UU Parpol kewenangan tentang sengketa itu dan Mahkamah Partai sudah memberikan keputusan bahwa adanya 8 pandangan itu menunjukkan setiap orang kalau diikuti pandangannya pasti akan punya perbedaan, jadi tidak mungkin diri sendiri punya kemauan," kata dia.
Menurutnya, silatnas digelar untuk mengambil tindakan atas kekosongan kepengurusan sejak dicabutnya Surat Keputusan (SK) Pengesahan Kepengurusan hasil muktamar Surabaya. Sementara itu, pemerintah juga tidak pernah menerbitkan SK yang mengesahkan kepengurusan hasil Muktamar Jakarta. Dengan kondisi seperti itu, kepengurusan yang sah adalah hasil Muktamar Bandung.