Romo Benny: Dibutuhkan Mental Pelayan Publik bukan Ndoro yang Dilayani
Romo kembali melanjutkan, untuk menopang hal itu dibutuhkan perubahan sikap dan pandangan para pelayan publik dari yang pada awalnya bersikap statis menjadi responsif dan inisatif.
Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo menyampaikan bahwa apa yang diutarakan oleh presiden terpilih dalam Pilpres 2019, Joko Widodo pada Minggu, 14 Juli 2019 lalu merupakan ajakan untuk mengubah pola pikir atau mindset. Perubahan pola pikir tersebut, kata Benny, terutama bagi para pelayan rakyat alias para abdi negara.
Menurut pengarang buku Vox Populi Vox Dei itu, selama ini para pelayan publik di Indonesia memiliki mental feodal warisan penjajahan. Mental yang selalu ingin dilayani bukan melayani.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang diresmikan Jokowi di BEI? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
"Dibutuhkan birokrasi mental pelayan publik bukan mental ndoro yang dilayani," tegasnya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (15/7).
Kata Romo, saat ini kita dihadapkan pada tiga tantangan yang siap menghadang. Tantang pertama ialah mengenai penguasaan akan teknologi, lalu pengetahuan, dan Informasi. Maka, Romo melanjutkan, era ini dikenal sebagai era digitalisasi.
DDi era digitalisasi ini, marwah Pancasila mesti dilibatkan dalam segala tindak-tanduk para pemangku kebijakan maupun abdi negara. Karena dengannya, lanjut Romo, para pelayan publik itu bisa memuliakan manusia sebagaimana yang diamanatkan dalam setiap napas Pancasila.
"Membumikan Pancasila dalam era persaingan global, menciptakan etos memuliakan manusia ketika para pejabat publik menjadi pelayan publik," katanya.
Maka dari itu, Romo kembali melanjutkan, untuk menopang hal itu dibutuhkan perubahan sikap dan pandangan para pelayan publik dari yang pada awalnya bersikap statis menjadi responsif dan inisatif.
"Dibutuhkan perubahan paradigma pejabat publik yg menjemput bola dengan birokrasi menjalankan fungsi perubahan," ujar Romo.
"Lewat tata kelolah yang efisien," imbuhnya.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/rhm)