Sambut Puan, taktik perang 'blietzkrieg' Prabowo ke jantung pertahanan lawan
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani ingin bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Puan ingin ngobrol santai dengan mantan calon wakil presiden sang ibunda, Megawati Soekarnoputri itu. Jadwal tengah disusun. Puan memprediksi, pertemuan itu akan berlangsung saat acara buka puasa bersama di bulan Ramadan 2018, pada Mei.
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani ingin bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Puan ingin ngobrol santai dengan mantan calon wakil presiden sang ibunda, Megawati Soekarnoputri itu. Jadwal tengah disusun. Puan memprediksi, pertemuan itu akan berlangsung saat acara buka puasa bersama di bulan Ramadan 2018, pertengahan Mei nanti.
Rencana pertemuan dua elite politik ini tentu mengundang banyak spekulasi. Apalagi, dilakukan jelang digelarnya Pilpres 2019.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menilai, Prabowo tengah melakukan taktik cerdik di dalam sebuah perang 'blietzkrieg'. Prabowo akan menyerang langsung ke jantung pertahanan lawannya di pilpres 2019, yakni incumbent Joko Widodo (Jokowi).
"Dalam strategi militer. Prabowo sekarang ini sedang melakukn 'blietzkrieg'. Blietzkrieg itu taktik serangan cepat langsung jantung lawan. Ini taktik cerdik," kata Rico saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (6/4).
Taktik blietzkrieg pertama kali dipertontonkan pada dunia oleh Jerman pada Perang Dunia II. Menggunakan strategi ini, Jerman berhasil menghancurkan militer Polandia.
Rico menjelaskan lebih dalam, rencana pertemuan ini membuktikan tesis bahwa ada hal selain elektabilitas yang membuat Prabowo terlihat sedikit gamang dalam pencapresan 2019. Selain problem elektabilitas yang cenderung stagnan bahkan menurun, kata dia, ada problem lain yang jelas menganggu. Problem ini terkait dengan kondisi 'kesehatan' calon partner koalisi.
Prabowo ingin memastikan lebih dulu 'tiket' pencapresan saat didesak kapan deklarasi. Saat ini, partai yang paling memungkinan bergabung dengan kubu Prabowo adalah PKS dan PAN. Tapi, dua partai ini belum aman.
"Sayangnya dua partai itu justru terbelah dan cenderung kurang sehat akhir-akhir ini. Amien Rais dan grass root PAN ikut gelombang ganti presiden 2019. Tapi Zulkifli Hasan justru terlihat mesra dengan Jokowi. Jadi pertanyaannya, apa mungkin PAN di injury time lompat pagar ke pemerintah?" kata Rico.
Begitu juga PKS, kata dia, saat ini partai pimpinan Sohibul Iman sedang didera seteru dengan pendirinya yakni Fahri Hamzah. Bahkan antara Fahri dan PKS saling lapor polisi. Hal ini tentu membuat soliditas partai Islam ini terganggu jelang Pilpres 2019.
"Belum lagi beberapa saat lalu tersebar video penolakan pemecatan ketua DPW Sumsel. Situasi ini jelas menguntungkan Jokowi," kata Rico.
Nah, di sisi lain, Rico melihat ada suasana tidak nyaman dari Jokowi akhir-akhir ini kepada PDIP. Gara-garanya, nyanyian Setya Novanto di sidang korupsi e-KTP. Di mana dalam sidang disebut nama Puan Maharani, Pramono Anung dan Olly Dondokambey disebut ikut menerima uang. Belum lagi, Yasonna Laoly dan Ganjar Pranowo yang juga sering disebut terlibat. Meskipun, semuanya membantah tuduhan itu.
"Sayangnya Pak Jokowi justru secara terbuka mempersilakan siapa saja. Termasuk Puan bisa diperiksa oleh KPK. Secara teoritis ini benar. Tapi ini juga bisa dibaca bahwa Pak Jokowi tidak membela Mbak Puan. Toh kan sebenarnya Pak Jokowi bisa bilang bahwa kedepankan asas praduga tak bersalah misalnya. Tapi kalimat itu tidak dia pilih," tutur dia.
Kembali ke taktik perang Prabowo, Rico melihat, momen inilah yang kemungkinan akan diambil oleh Prabowo. Bukan tidak mungkin, Prabowo nantinya akan mengambil putri Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri yakni Puan sebagai calon wakil presiden.
"Jadi blitzkrieg Prabowo bisa saja digunakan untuk merebut tiket utama Pak Jokowi yaitu PDIP. Bila ini berlanjut serius. Ada konsekuensi kedua, jangan lupa, Prabowo pernah berkoalisi dengan Megawati pada 2009 lalu. Jadi bukan mustahil Prabowo ambil Puan dalam 2019 nanti," pungkasnya.
Puan sendiri tak merinci kapan jadwal bertemu dengan Prabowo. Tapi dia memastikan, pertemuan tak akan membahas hal-hal yang berat.
Dia mengaku tidak akan membicarakan soal Pilpres. Menurutnya, pertemuan itu nantinya hanya sebatas menjalin silaturahmi saja. Kemungkinan, pertemuan akan dilakukan saat bulan Ramadan yang jatuh pada Juni.
"Kita enggak bicara hal-hal yang berat-berat. Tapi bicara hal yang ringan. Bersilaturahmi secara kekeluargaan dan lain-lain," ungkap Puan di Istana Negara, Kamis (5/4) kemarin.
Prabowo pun menyambut baik niatan Puan ingin bertemu. Menurut dia, tak mungkin dirinya menolak orang yang ingin bertemu.
"Pasti lah masa orang mau ketemu kita enggak terima," kata Prabowo saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (5/4).
"Saya kan hubungannya baik. Saya sahabat. Setiap saat enggak ada masalah. Kita emang sudah rencana (bertemu)," tambahnya.
Baca juga:
Wasekjen Gerindra: Sekjen NasDem jangan membabi buta bela Jokowi
Politisi PDIP nilai pertemuan Prabowo dan Puan bisa kurangi salah paham
Sekjen PDIP: Kita tunggu keputusan resmi Partai Demokrat
Tanggapan Puan Maharani disebut jadi cawapres 2019
Gerindra tegaskan tak usung capres lain selain Prabowo Subianto
Sekjen Demokrat sebut Jokowi tak usah takut cuti kampanye Pilpres 2019
Hinca nilai Ketum PPP terlalu pede sebut Demokrat dukung Jokowi