Sandiaga Uno Didesak Kader Mundur, Waketum Gerindra: Nanti Partai yang akan Putuskan
Terkait Sandiaga Uno yang dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Irfan mengaku belum ada pembicaraan di internal Gerindra. Sebab, hingga saat ini Gerindra masih akan menunggu terlebih dulu kejelasan soal pencalonan tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Irfan Yusuf Hasyim membenarkan ada desakan agar Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno mundur dari partai. Desakan tersebut lantaran Sandiaga diduga berkhianat karena menyatakan siap maju di Pilpres 2024.
"Ada seperti itu (desakan agar mundur), satu-dua. Tapi itu keputusan partai nanti," kata Irfan di kantor DPP Gerindra, Jakarta, Sabtu (10/9).
-
Apa yang dikatakan Nasaruddin Umar untuk Prabowo-Gibran? Nasaruddin seraya berdoa agar Indonesia dapat semakin jaya di kepemimpinan paslon nomor urut 02 itu."Saya, Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor Universitas PTIQ Jakarta, mengucapkan selamat kepada Bapak H. Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka atas terpilihnya sebagai presiden RI dan wakil presiden RI pada periode yang akan datang," kata Nasaruddin, Kamis (21/3). "Semoga Allah memberkati kita semuanya dan semoga bangsa Indonesia insyaAllah semakin jaya di bawah kepemimpinan Bapak," sambungnya.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang menanggapi santai atas kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai atas kemenangan telak yang diraih pasangan Prabowo Subianto-Gibran di Jawa Tengah.
-
Bagaimana Projo Sumbar akan mendukung Prabowo? Untuk Projo sendiri hanya tinggal menunggu arahan dari Jokowi untuk segera merapat ke Prabowo Subianto. "Kalo Projo, pasti akan mengarah ke Prabowo juga lambat laun," pungkasnya.
Terkait Sandiaga Uno yang dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Irfan mengaku belum ada pembicaraan di internal Gerindra. Sebab, hingga saat ini Gerindra masih akan menunggu terlebih dulu kejelasan soal pencalonan tersebut.
"Kebetulan belum. Saya juga banyak di Jawa Timur. Kemudian kemarin Pekanbaru, ke Jakarta kemarin juga belum ketemu teman-teman dan teman-teman juga belum pernah cerita soal ini," ucap Irfan.
Sandiaga Patuh Arahan Prabowo
Sandiaga Uno menanggapi persoalan itu. Sandi mengaku patuh arahan dari Ketum Prabowo Subianto untuk fokus dalam tugas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang dipimpinnya.
"Sebagai kader Gerindra tentunya saya sangat menghormati dan mengikuti arahan dari Ketua Umum Bapak Jenderal Prabowo dan beliau menugaskan saya untuk fokus dalam tugas di kementerian," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/9).
Sandiaga tidak menjawab spesifik apakah bakal mundur dari Gerindra atau tidak. Dia hanya fokus arahan Presiden Jokowi untuk membangkitkan ekonomi dan turun mendengar aspirasi masyarakat.
"Dan memberikan solusi terutama dengan tingginya harga-harga pokok, baru juga naik harga BBM dan lain sebaginya, kita harus hadir menampung aspirasi masyarakat dan memberikan solusi agar permasalahan ekonomi yang dihadapi masyarakat ini bisa dilalui," ucapnya.
Menurutnya, dinamika politik yang terjadi sangat dinamis. Dia mengajak untuk menjalani bersama-sama dalam bingkai persahabatan. Sehingga, bisa membangun momentum prestasi dalam 8 tahun pemerintahan Presiden Jokowi yang sudah berjalan.
"Namun tentunya kita harus bergandengan tangan untuk memastikan kontestasi di 2024 ini menjadi demokrasi yang sejuk, teduh, dan bersahabat," ucapnya.
Sandiaga Mengaku Didorong Maju Capres 2024
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno mengaku mendapat dorongan dari banyak pemangku kepentingan untuk maju Capres di Pemilu 2024. Dorongan itu berasal dari masyarakat, hingga tokoh politik.
"Jadi tentunya sebagai yang pernah mengikuti kontestasi demokrasi sebelumnya Pilkada, 2019 di level nasional. Yang saya sampaikan bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsi salah satunya adalah kita mendapatkan aspirasi dari pemangku kepentingan. Dari masyarakat, kepala desa, sampai ke tokoh-tokoh masyarakat, tokoh lokal, tokoh politik, tokoh ekonomi dan sebagainya," ujar Sandiaga di DPR, Kamis (8/9).
Sandiaga mengaku menampung aspirasi banyak pihak. Sebagai orang yang didorong, maka harus siap memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara apapun bentuknya. Salah satunya untuk maju di Pilpres 2024.
"Ini kita tampung aspirasinya, dan setiap individu yang diminta untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara, harus siap. Mau jadi ketua RT, kepala desa, apappun itu selama kita berpedoman kita memberikan kontribusi yang terbaik bagi bangsa dan negara. Itu yang saya sampaikan," kata Sandiaga.
Kader Gerindra Minta Sandiaga Lebih Baik Mundur dari Gerindra
Internal Partai Gerindra gerah mendengar Sandiaga Uno siap untuk maju di Pemilu 2024. Padahal, seluruh organ parpol telah sepakat untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024.
Kader Gerindra, Otis Homer ikut resah melihat sikap Sandiaga tersebut. Dia bahkan mengkritik keras pernyataan Sandiaga yang mengaku siap maju dalam kontestasi politik 2024.
Dia bercerita, pertama kali bertemu dan kenal dengan Sandiaga Uno. Saat itu sekitar tahun 2016. Jelang Pilkada DKI 2017.
Otis mengatakan, saat itu sang ketua umum mengumpulkan seluruh kadernya di Hambalang, Bogor.
"Pak Prabowo membina dan menggembleng para kadernya untuk menjadi seorang pejuang politik, bukan sekadar menjadi politisi," jelas Otis, dikutip merdeka.com, Selasa (6/9).
Dalam acara tersebut, ada tradisi 'Parade Senja'. Yakni, upacara di Gerindra untuk menghormati para pejuang kemerdekaan RI tetapi juga para pendiri serta pejuang partai yang telah gugur dalam perjuangan untuk rakyat Indonesia.
“Saat itu saya diperintahkan untuk menyiapkan acara tersebut yang berlokasi di Padepokan Garuda Yaksa,” kenang dia.
'Parade Senja' dimulai tepat setelah Azan Maghrib dikumandangkan. Dia menambahkan, upacara ini sedikit berbeda. Karena saat itu juga diundang seseorang yang bernama Sandiaga Uno.
"Di sini saya pertama kali mendengar nama beliau yang disebutkan Pak Prabowo Subianto yang langsung mempromosikan Sandiaga Uno adalah kader partai yang akan diusung sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta oleh Gerindra," tegas dia.
Hingga akhirnya, Gerindra bersama koalisinya PKS berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Saat itu, Gerindra mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
"Sebagai seorang kader partai, Sandiaga Uno seharusnya mengerti dan menghargai apa yang telah pak Prabowo lakukan di dalam kariernya sebagai seorang kader. Bahkan saat ini ketika beliau dipercayakan partai sebagai seorang Menteri dalam pemerintahan pak Jokowi-Ma'ruf Amin," kritik dia.
Kecewa Sandiaga Mau Maju Capres
Dia pun mengaku kecewa dengan kesiapan Sandiaga untuk maju dalam Pemilu 2024. Sementara Gerindra telah sepakat untuk mengusung kembali Prabowo sebagai capres.
Dia memahami, hak setiap warga negara untuk dipilih dan memilih
sesuai UU. "Namun seorang Sandiaga Uno adalah kader Gerindra seharusnya tunduk kepada forum tertinggi partai yang telah mendeklarasikan Pak Prabowo Subianto sebagai Capres dari partai Gerindra pada Pemilu 2024," tutur dia.
Terlebih, Sandiaga hadir dalam forum Rapimnas berseragam kader lengkap. Seharusnya, Sandiaga, kata dia, menyadari dan mengetahui serta mendengar keputusan bulat dan mutlak secara musyawarah dari 34 DPD Gerindra se-Indonesia yang menghendaki Prabowo sebagai calon tunggal yang akan diusung oleh Partai Gerindra sebagai Capres.
"Sebagai kader saya perlu mengingatkan anda (Sandiaga) untuk membaca serta harus menghafal dan menghayati teks sumpah kader Partai Gerindra pada butir ke-5 berbunyi ‘Saya bersumpah, bahwa saya tunduk dan patuh kepada Ideologi dan disiplin partai serta menjaga kehormatan martabat dan kekompakan partai," ujar Otis yang juga putra asli Papua itu.
Menurut dia, Sandiaga Uno telah melanggar sumpah kader partai yang selalu diucapkan oleh para kader. Khususnya, Sandiaga saat didaulat sebagai Calon Gubernur oleh Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa Hambalang tahun 2016 lalu.
"Sebagai kader partai saya persilakan anda secara gentle mundur dan keluar dari Gerindra kalau anda tidak cocok dengan perjuangan dan garis partai," katanya.
Dia juga mendorong, Badan Seleksi Organisasi dan Mahkamah Gerindra menindak Sandiaga karena diduga melanggar AD/ART. Terutama sumpah kader Partai butir ke-5 serta melanggar jati diri kader Gerindra.
(mdk/gil)