Sang Pembawa Pesan Jokowi di Kampung Akuarium
Warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, kedatangan tamu beberapa waktu lalu. Seorang ibu dan anaknya. Mereka mendatangi warga dan memberi bingkisan. Mereka disebut-sebut sebagai pembawa pesan. Ibu dan anaknya itu mengetuk rumah warga Kampung Akuarium satu per satu. Strategi door to door diterapkan.
Warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, kedatangan tamu beberapa waktu lalu. Seorang ibu dan anaknya. Mereka mendatangi warga dan memberi bingkisan. Mereka disebut-sebut sebagai pembawa pesan. Ibu dan anaknya itu mengetuk rumah warga Kampung Akuarium satu per satu. Strategi door to door diterapkan untuk bertemu langsung dengan warga.
Seorang warga Kampung Akuarium, Dharma Diani sempat mengabadikan momentum ketika para pembawa pesan menemui warga dan membagi bingkisan. Diani merekam video yang akhirnya viral dan mencuri perhatian di media sosial. Dia menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (24/2) sekitar pukul 10.00 WIB.
-
Bagaimana Jokowi meninjau jalan rusak di Lampung? Menumpangi mobil Mercy Kepresidenan, Jokowi menelusuri jalan rusak tersebut. Tampak terlihat sebagian bahu jalan tidak beraspal. Lubang besar juga mewarnai jalan tersebut.
-
Kapan Jokowi meninjau jalan rusak di Lampung? Presiden Jokowi mengunjungi Lampung, Jumat (5/5). Jalanan rusak yang sempat viral pun ditinjaunya. Ruas jalan pertama yang ditinjau Jokowi adalah Jalan Terusan Ryacudu Kabupaten Lampung Selatan. Jalan ini tampak rusak cukup parah.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Lampung? Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Lampung. Salah satu tujuan kunjungan ini untuk mengecek jalan rusak di wilayah tersebut.
-
Di mana Jokowi meninjau jalan rusak? Ruas jalan pertama yang ditinjau Jokowi adalah Jalan Terusan Ryacudu Kabupaten Lampung Selatan.
"Saya keluar karena kita bagian tanggungjawab. Ibu ini ditolak-tolak terus akhirnya saya bilang sudah lah bu, kalau kerjaan gunakan hati nurani," katanya saat ditemui merdeka.com, Kamis (28/2).
Sepengetahuan Diani, bingkisan yang dibawa bukan berupa sembako. Melainkan kalender, pena, foto dan kartu nama caleg asal Partai Golkar serta tabloid. Dia tidak mengenali foto dan nama caleg Partai Golkar yang dimaksud. Dalam bingkisan itu adapula atribut kampanye bergambar capres dan cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurut Diani, warga menolak bingkisan itu.
"Kami bukan menolak kampanye, karena ini bulan kampanye. Dia juga sudah bilang sudah resmi ya nggak apa-apa. Tapi kalau menolak itu kan hak demokrasi juga kan, sudah dijelasin (warga menolak) tapi dia ngeyel sono sini," ujarnya.
Warga juga risih dengan aksi para pembawa pesan itu. Sebab, ada unsur paksaan. Sang pembawa pesan meminta data warga dan memfotonya. Alasannya untuk laporan kepada atasannya yang tak disebut namanya. Warga menolak permintaan itu.
Ketua RT 012, Topas membenarkan kejadian itu. Menurutnya, penolakan itu karena warganya geram atas tindakan pemaksaan untuk menerima bingkisan tersebut.
"Katanya dia jalan dari seberang blok C ini diputerin nih, nyampe blok B mungkin warga banyak yang lihat dengan membagikan itu. Dia kasih minta data, Kartu Keluarga, tapi warga tidak mau terima. Tapi dia taruh lalu difoto. Kalau dia (warga) menolak dia tetep kekeuh terima saja buat anak buat anaknya. Ketika blok B itu ramai sudah banyak yang nolak, warga juga berhak dong menolak dan meminta pergi saja," kata Topas.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin tidak mengetahui asal usul si pembawa pesan. Bahkan dia langsung membantah aksi itu dilakukan oleh timnya. Wakil Direktur Kampanye TKN, Daniel Johan menyebutkan, model kampanye yang dilakukan pembawa pesan tidak seperti standar yang dilakukan TKN.
"Baru denger (pembawa pesan). Yang ada door to door sosialisasi program dan salam pak Jokowi," kata Daniel Johan.
Terpisah, Wakil Ketua Umum TKN Abdul Kadir Karding memprediksi, sang pembawa pesan adalah relawan di luar TKN yang memberi dukungan dan simpati kepada Jokowi. Sehingga mereka bergerak door to door menyapa warga dan menyosialisasikan segala hal tentang Jokowi.
"Ya bisa jadi itu adalah relawan yang memeberikan dukungan dan simpati kepada Pak Jokowi melakukan aktivitas door to door untuk menyampaikan informasi tentang Pak Jokowi," kata Karding.
TKN hanya berpesan agar semua relawannya tidak menyebarkan ujaran kebencian, fitnah dan lainnya. Seperti yang dilakukan tiga orang ibu di Karawang yang menebar kampanye hitam kepada Jokowi.
"Itu yang lebih penting dan saya berharap bahwa kerja keras teman-teman relawan dapat hasilnya dengan Pak Jokowi sebagai Presiden yang sekali lagi," ucapnya.
(mdk/noe)