Sekjen Gerindra Sebut Prabowo Mau Jaksa Agung Bukan Dari Parpol Jika Jadi Presiden
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menginginkan seorang Jaksa Agung yang tidak berasal dari kalangan partai politik jika menang Pilpres 2019. Sebab, kata dia, Jaksa Agung adalah posisi strategis yang harus netral.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menginginkan seorang Jaksa Agung yang tidak berasal dari kalangan partai politik jika menang Pilpres 2019. Sebab, kata dia, Jaksa Agung adalah posisi strategis yang harus netral.
"Ya memang dalam banyak pembicaraan bahwa JA (Jaksa Agung) adalah jabatan yang strategis. Karena itu harus diduduki oleh orang yang integritasnya terjaga," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1).
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
Muzani menjelaskan alasan lain mengapa Jaksa Agung harus berasal dari nonpartai politik. Salah satunya adalah penjagaan wibawa penegak hukum.
"Yang kedua harus diusahakan orang tersebut tidak memiliki interest terhadap partai politik supaya wibawa hukum itu tertegak dengan baik. Gitu seperti itu. Karena walaupun ini jaksa negara tapi ini harus betul-betul ferm dari kepentingan partai," ungkapnya.
Terkait lima nama yang disebut-sebut menjadi kandidat Jaksa Agung jika Prabowo menjabat sebagai Presiden, Muzani mengaku belum mengetahuinya. Dia juga tidak bisa memastikan kelima nama yang di antaranya Bambang Widjojanto, Novel Baswedan, Todung Mulya Lubis, Chandra M Hamzah dan Busyro Muqoddas. Namun dia menilai lima sosok tersebut pantas jika menjabat sebagai Jaksa Agung.
"Pantas. Memenuhi, menurut saya ada kepantasan untuk menduduki itu," ucapnya.
Sebelumnya, beredar di media sosial lima tokoh nasional yang disebut menjadi kandidat Jaksa Agung apabila Prabowo-Sandiaga menang Pilpres 2019. Lima tokoh ini memang dikenal sebagai orang-orang yang pakar di bidang hukum dan tak berafiliasi pada partai politik.
Dalam foto tersebut, ada nama penyidik KPK Novel Baswedan, mantan wakil ketua KPK Bambang Widjojanto serta Busyro Muqoddas. Dua lainnya yakni, ahli hukum Todung Mulya Lubis dan mantan pimpinan KPK Chandra M Hamzah.
Baca juga:
Sandi Soal Tuduhan Sandiwara Kubu Jokowi: Zaman Penuh Keterbukaan Tak Bisa Direkayasa
Sandi Klaim Elektabilitasnya Kejar Jokowi-Ma'ruf: Selisih Sudah Single Digit
Terserang Flu, Prabowo Tak Mau Terima Tamu Karena Takut Menular
Sandiaga: Prabowo Kalau Flu Recoverynya Sampai 2 Minggu
BPN Prabowo-Sandi Ibaratkan Ahmad Dhani Seperti John Lennon
Sumbangan Masyarakat Melonjak, Dana Kampanye Prabowo-Sandi Capai Rp 99,7 Miliar